Senin, 17 November 2008

TWILIGHT

Diposting oleh anindita di 12.31 5 komentar

Rating:★★
Category:Books
Genre: Teens
Author:Stephenie Meyers
Well, sejujurnya bisa dibilang buku ini gak pernah kepikiran buat dibeli. Saya kurang suka novel atau film fantasi, lebih suka model-model based on real life karena masuk akal dan bisa dihayati. Dan yang saya denger, Twilight itu bercerita tentang kisah cinta manusia dengan vampir. Hmm, wajar kan kalo saya gak minat?

Begitu juga waktu novelnya mau difilmkan. Tetep gak tertarik, seperti halnya saya gak pernah tertarik baca LOTR, Eragon, dan The Golden Compass walaupun saya pernah nonton filmnya (dan bosan juga sih..). Apalagi pas crita-critaan sama teman, rata-rata bilang "hmm.. banyakan romance-nya sih.." Well, tapi semua itu berubah waktu saya liat poster dan salah satu scene dalam filmnya...

SIAPA..

SIAPA PRIA TAMPAN ITU???


(serius, ini alasan yang sebenarnya.. hehe..)

Dan akhirnya waktu acara Book Fair yang sebelahan sama Indocomtech 12-16 November kemaren, saya mutusin buat beli novelnya. Ngapain aja sih cowok itu? Dia siapa? Dia vampir? Trus ngapain? Kok ceweknya jelek sih? Berjuta pertanyaan yang harus kejawab dengan memuaskan in case filmnya sucks. Dan saking penasarannya saya bertekad buat ngabisin novelnya hari itu juga. Berdebar-debar, kebayang-bayang, dan waktu saya baca...

Hmm..

Wooh...

Nggghhh.... (tersipu-sipu sendiri)

Hmm...

Huarrgghhhh... (ngantuk)

Hmmm..

Ngghhhh...

Hmmm...


Kesimpulannya: DATAR.

Saya salah. Bukunya yang sucks. Kamu gak perlu menyesal di masa tuamu kok karena gak membaca novel ini. I mean it, makanya saya naroh genre film ini di Teens, bukan di Fantasy. Dunia vampir yang digambarkan emang well-built, tapi inti ceritanya bukan disitu. Kayak baca kisah cinta terlarang klise sehari-hari, tapi kali ini si cowok bukan seorang pengusaha muda yang mewarisi harta orangtuanya melainkan vampir berumur ratusan tahun yang stop aging. Dan kalo kamu bertanya kenapa hubungan cinta mereka harus diteruskan, I, myself, will stand up here and say it loud: What won't you fight for a guy like him, heh??
Cakep, tajir, dan fall in love at first sight with you?? Sementara kamu adalah cewek biasa-biasa dari kota kecil yang ceritanya cantik atau pinter banget juga kagak.

Well, membicarakan novel berarti membicarakan konflik. Bukan berarti disini gak ada konflik, tapi.. hhh, konfliknya sama sekali tidak membuat saya terkesan sampai-sampai membicarakannya saja pun saya malas. Mana lagi, yang bikin mangkel konfliknya itu diletakkan di posisi nyaris-akhir. Heughh.. 

Oke, novel ini emang dibawah ekspektasi saya. Tapi klo mau jujur, gak dibawah-bawah amat, mengingat masih based on real-life kok, dimana vampirnya sendiri emang gak memunculkan diri untuk mengusik manusia. Novel ini cocok buat cewek. Kisah cinta terlarang, prince charming, cewek dari kalangan biasa-biasa, gaya cerita yang ringan.. well, if that's what you need, read it!


Kamis, 06 November 2008

Seven Samurai (1954)

Diposting oleh anindita di 16.30 5 komentar

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Classics

What do you think of farmers? You think they're saints? Hah! They're foxy beasts! They say, "We've got no rice, we've no wheat. We've got nothing!" But they have! They have everything! Dig under the floors! Or search the barns! You'll find plenty! Beans, salt, rice, sake! Look in the valleys, they've got hidden warehouses! They pose as saints but are full of lies! If they smell a battle, they hunt the defeated! They're nothing but stingy, greedy, blubbering, foxy, and mean! God damn it all! But then who made them such beasts? You did! You samurai did it! You burn their villages! Destroy their farms! Steal their food! Force them to labour! Take their women! And kill them if they resist! So what should farmers do?


Pernah denger nama Akira Kurosawa? Dia adalah salah satu sutradara legendaris Jepang periode tahun 1940-1980an. Rasanya udah puluhan tahun saya nyari film-filmnya, dan akhirnya hari itu pun tiba! Saya dapat film ini!! Yaay! FYI, Seven Samurai ini salah satu masterpiece-nya selain Rashomon (1951), dan no wonder kalo saya begitu pengennya nonton film ini dan ternyata itu semua worth it

Ceritanya diawali dengan sekumpulan bandit berkuda yang baru aja menyerang dan menjarah hasil tani di sebuah desa. Mereka lalu mau nyerang desa lain di dekat situ, tapi si kepala bandit ngingetin kalo desa itu udah pernah mereka serang jadi sebaiknya mereka datang nanti begitu musim panen tiba. Percakapan itu didengar oleh salah satu penduduk desa tersebut, dan begitu dia nyampain ke penduduk desa lainnya, mereka semua jadi histeris. Akhirnya, ada yang ngusulin supaya mereka menghadap ke Grandad, tetua desa, untuk diberikan saran. Grandad pun ngasih ide supaya mereka menyewa samurai buat melindungi desa. Lebih jelasnya, karena mereka adalah desa miskin yang gak punya apa-apa buat dijadikan imbalan, misi mereka adalah 'mencari samurai lapar'.

Sampai di kota, gak gampang buat nemuin samurai yang semacam itu. Mereka lebih sering ditipu.. nawarin makanan enak tapi kemudian samurai-samurai itu pergi begitu saja. Keadaan tiga warga desa yang menjalani misi ini juga menyedihkan. Mereka membuat sepiring nasi lengkap untuk ditawarkan sementara sehari-hari mereka cuma makan millet (padi yah kayaknya) untuk diri sendiri. Sepuluh hari berlalu, mereka akhirnya berhasil mengajak samurai paruh baya bernama Kambei - meskipun Kambei dengan rendah hati berkata "saya belum pernah memenangkan pertempuran". Di sini Kambei memberitahu mereka kalau selain dirinya, desa itu juga memerlukan tambahan 6 samurai agar lebih optimal.

Berturut-turut setelah berpencar ke sekitar kota, mereka menemukan Gorobei, Shichiroji, Kyuzo, dan Heihachi. Orang keenam adalah Katsushiro, pria muda yang memohon agar bisa jadi murid Kambei. Orang ketujuh? Hmm, namanya Kikuchiyo, dan karakter Kikuchiyo yang diperankan dengan keren sekali oleh Toshiro Mifune inilah yang jadi daya tarik film ini. Seorang pria sembrono, sengak, dan bermulut kasar yang dengan caranya sendiri tau-tau berhasil menjadi anggota ketujuh.

Well, ketujuh orang inilah, dengan dipimpin Kambei menyusun strategi dan melatih penduduk desa untuk melindungi desa mereka. Adegan perangnya oke banget. Lebih keliat kayak film dokumenter ketimbang film fiksi kolosal. Saya jatuh cinta sama penyutradaraan Akira Kurosawa. Man, dia bener-bener jenius.. Film semacam ini benar-benar disutradarai oleh orang Asia pada tahun 1954! Dan satu lagi, buat Toshiro Mifune. Dia benar-benar menghidupkan karakter Kikuchiyo, mulai dari gesture dan cara bicaranya. Karakter orang seperti dia keliatannya udah agak pasaran sekarang, tapi entah deh jaman itu. Masih ada adegan romance di film ini, sederhana tapi bisa dirasakan vibe-nya. Cuman sekadar saling bertatapan, tapi terasa syahdu sekali.. film sekarang kalo belom cipokan sampe lemes belom puas kali.


Kelemahan film ini mungkin durasinya ya.. sekitar 3,5 jam lumayan bikin capek lah, apalagi gambarnya kurang mulus. Tapi buat penggemar film-film klasik, it's urgently recommended! Saya masi betah berkali-kali nonton film ini. I don't want to spoil the ending, but it's really touching my heart. Ending yang menekankan betapa luar biasanya makna sebuah perjuangan.

Senin, 15 September 2008

jatuh sakit

Diposting oleh anindita di 16.50 5 komentar
Kalo ada satu hal yang gak menyenangkan dari tubuh saya, itu adalah fakta kalo saya sering banget jatuh sakit.

Bayangiin... Kena hujan dikit, langsung flu dan sakit kepala. Kedinginan, badan mulai meriang. Telat makan dikit, perut uda gretok-gretok. Kalo mulai minum es, tenggorokan radang lagi. Dan kalo musim hujan, humm.. tentunya akan ada momen-momen dimana saya tergeletak selimutan di tempat tidur dengan bye-bye fever di jidat.

Dan saat ini, saya mulai sibuk bersin-bersin. Huff...

Jumat, 12 September 2008

comfortably numb...

Diposting oleh anindita di 16.22 1 komentar
Udah lama gak nulis di sini.. huff..

Biasanya klo ada yang bikin sebel, bikin marah-marah, saya akan langsung nulis. Emang sih gak semuanya di-post disini, tapi.. bugh.. mental pengecut kali ya? Ahahahaha. Gak ding. Enak aja. Menulis itu seperti terapi, dan sori aja, bentuk terapi saya bukan termasuk tulisan yang pantas buat dipublikasikan.

Dan mengingat udah lama juga gak nge-post, berarti akhir-akhir ini saya bahagia duoong.. Perkembangan yang bagus kan? Hihihi..

Udah ah. Males nulis lagi.

Selasa, 12 Agustus 2008

berwisata kuliner..

Diposting oleh anindita di 18.03 7 komentar
Well, beberapa hari yang lalu, saya merasa terintimidasi sama ajakan seorang teman buat datang ke festival jajanan bango. Oouchh, kapan lagi coba?? Selagi disini, selagi setiap saat konsumsi makanan saya cuma berupa asupan gizi dari warteg dan makanan-makanan di kafe-kafe mal yang paling banter cuma seminggu sekali, kapan lagi bisa coba makanan yang lebih bervariasi? Gak ada alasan buat menolak kan? Iya kan, iya kan?

Karena itulah pada hari-H, saya bertekad untuk mengurangi porsi makan. Saya jarang makan malam, perut cepat penuh, jadi untuk hari itu saya sarapan lengkap dan gak makan siang, rencananya mau beli yoghurt. Tapi sayang sekali, siang itu orang kantor malah beliin m
akanan. Dan porsinya.. heuhh, besar banget. Mau nangis ngeliatnya.. Huhuhu. Akhirnya rencana buat gak makan siang gagal total. Dan sayangnya juga, saya tipe orang yang selalu menghabiskan makan. Huhuhuhuhu...

So, pada akhirnya ketika ke festival jajanan bango, keadaan saya udah kayak orang hamil 4 bulan yang ngiler tiap liat makanan, tapi mau muntah kalo disodori. Aargghh, kesel banget rasanya liat ada yang bisa makan lahap sementara saya cuma makan es krim Ragusa dan es duren!
Jadi bisa disimpulkan, wisata kuliner ke sana gagal total.


Hari-hari berlalu, suatu hari denger-denger klo kantor ngadain bazar. Oh, garis bawahi: dharma wanita kantor. Dan sebagai seorang wanita, tentu saj
a saya datang! Sebenarnya gak ngebet banget datang sih, nunggu jam istirahat. Tapi waktu seorang teman yang bilang klo bos besar (yeah, yang TERBESAR di kantor ini) menyuruh kami pergi ke sana, saya jadi sedikit termotivasi. Dan ditambah dengan sedikit keterpaksaan karena dia ngancam mau bunuh diri kalo saya gak nyamperin, jadilah kami ke sana jam setengah 11 (maafkan saya rakyat Indonesia.. ini perintah atasan..)

Guess what, begitu masuk, yang terhampar di hadapan kami adalah kios-kios makanan.

UWOOOOOHHHH!! Tiba-tiba saja perut mulai mengeluarkan cairan-cairan asam. Diputuskan: keliling-keliling dulu baru kita wisata kuliner disini.

Masuk ke dalem, heuhh.. Saya mulai merasakan atmosfer-atmosfer dharma wanita yang khas dengan gerombolan ibu-ibu kebayaan di sana sini. Pake ada acara pesyen syow segala. Ckckck.. Kasian amat ibu-ibu seusia itu disodorin pakaian-pakaian dari model-model tinggi semampai gitu. Oke, skip it (ngomongnya sih skip, padahal saya lamaa banget melototin model-model itu, hehehe..), habis itu saya menyusuri booth-booth lain. Standar lah ya, namanya aja acara dharma wanita, yang ada ya orang jual pakaian, tas, sepatu, seprai, panci-panci, sampe sembako. Heuhh, pakaiannya batik semuuaaa! Rada males ngeliatinnya. Dan waktu ketemu pakaian yang lumayan bagus-menurut-saya, ternyata pakaian anak-anak. Yayaya, dan yang lebih buruk, ukurannya masi kebesaran. Sebel.
Ngelewatin booth-booth yang jual barang-barang etnik, ehh tiba-tiba ada mbak yang langsung nyemprotin parfum. Hehh?? Kaget banget liatnya! Apalagi parfumnya.. ewh, totally not my scent. Walaupun kata temen-temen saya gak punya aroma, saya masi punya taste dunk, dan wangi parfum itu membuat saya merasa seperti bos-bos yang wanginya kecampur sama wangi simpanannya.

Akhirnya, setelah muter-muter gak jelas dan teman saya mendapatkan sepotong kaos, kami melakukan ritual itu. MAKAN!
Nah, makanan pertama yang kami santap adalah SROTO SUKARAJA. Lumayan sih, tapi karena perpaduan lontong, kacang, ayam cubit, krupuk, dan toge-nya dalam komposisi yang sama besar, rasanya jadi agak aneh gitu.. makan lontong tapi kriuk-kriuknya banyak banget. Apa emang gini yo makanannya? Apapun itu yang penting main course udah dapet lah. Beranjak ke makanan lain yang maaf-saya-tidak-tau-namanya. Bentuknya kayak takoyaki warna coklat muda, tapi isinya keju, trus dikasi gula halus. Lumayan enak. Sementara itu, dem makan empek-empek. Well karena saya gak doyan empek-empek saya gak ikutan. Naah, habis itu makan es kacang merah! Slurpp..

Yaa, setelah itu semua, perjalanan saya pun akhirnya berakhir. Kami pun memutuskan untuk balik ke kantor dan membuang beberapa kalori dengan berjalan kaki dan naik tangga. Jadi kesimpulannya, meskipun cuma menyantap 3 jenis makanan, wisata kuliner kali ini lebih sukses lah! Mau yang lebih sukses? Tunggu bazar hari kedua besok.. Xixixixi...

Senin, 11 Agustus 2008

i'm not fat!!!

Diposting oleh anindita di 12.07 5 komentar
Beberapa minggu lalu, ada seorang teman kerja yang tiba-tiba nanya gini:
"Ris, tambah gemuk ya?"

Well, karena waktu itu saya lagi ngerjain sesuatu di depan kompie sambil misuh-misuh gara-gara ni kompie kena virus dan saya pikir orang itu cuma mau cari bahan obrolan aja, tanpa noleh saya jawab seenaknya:

"Emang.."
Dan terus ngetik.

Lalu dengan nada keheranan ternyata orang itu lanjut ngomong gini:
"Soalnya kan dulu pas baru masuk kamu gak segitu.. Sekarang kayaknya nambah 2-3 gitu deh.."

Saya langsung diam. Tangan otomatis berhenti ngetik.


Huwwaaaaaaaaaaaaaa!! Lancang kamu, ya!! Kotor mulut kamu! Dasar anak muda gak sopan! Gak tau diri! Gak tau etika! Ndak punya adat! Beraninya ngomong gitu sama anak gadis orang! $&%&^&**()*(%^^$%%^&&*&*&*%##@


Habis itu saya langsung ke toilet. Ngaca, dan merhatiin baik-baik. Waktu itu di ruangan belum ada timbangan badan jadi untuk ngukur perkembangan berat badan saya mengandalkan intuisi. Liat sana, liat sini, akhirnya saya bisa menghela napas panjang.

Yeeeh, saya gak nambah endut kali!! Ini bajunya aja yang kelonggaran jadi keliatan lebih berisi! Itu cuma ilusi mata! Kenyataannya saya emang gak nambah endut!!
(ya ris, katakan itu berulang-ulang.. kamu tidak endut.. kamu tidak endut.. tatap mata saya.. kamu tidak endut..)

Waktu kecil ngeliat foto-foto saya kok saya ga ada rasa apa-apa. Kurus gak, tembem lucu juga gak. Yang keliatan 'sehat' malah adek saya yang cowok. Beugghhh, kok bisa waktu kecil dia lucu dan tembem-tembem gitu?? Besarnya malah bikin melas. Mau nangis rasanya kalo liat dia buka baju. Trus sepanjang proses kedewasaan saya (ceilah) IBM juga normal-normal aja. Oke, saya makan banyak, tapi saya selalu mengimbanginya dengan tepat, walaupun kadang-kadang masi harus dibantu yakult atau vegeta (atau minuman apa tuh yang ada iklannya di baswei, janjinya dalam waktu 3 hari perut kita bakal jadi sixpack dan flat gitu..). Kesimpulannya, saya gak endut!! Saya curvy, tapi gak endut! Saya sehat! Walaupun saya kayaknya masi harus nurunin beberapa kilo lagi tapi yang penting kan saya masi bisa mempesona! Dan yang paling penting, lingkar pinggang saya kurang dari 4 jengkal! Hahahaha, kasian kalian! Kalian iri kan karena pinggang saya kurang dari 4 jengkal?? Iya kan?? Iya kaaan??





catatan: Posting ini saya tulis sebelum ke Festival Jajanan Bango.

Jumat, 20 Juni 2008

belah duren

Diposting oleh anindita di 13.40 9 komentar
Hmm, saya mau bercerita tentang kejadian kemaren. Ada seorang teman baru keluar dari rumah sakit dan parahnya, kami sama sekali gak ada yang tau. Bukan, bukan. Bukan gak tau klo dia keluar dari rumah sakit, tapi gak tau kalo dia sakit dan sampe diopname segala. Parah kan? Heuff, jadi ya gitu. Sebagai permintaan maaf dan sekaligus pingin jenguk, seorang teman lainnya yang biasa saya panggil Giant ngasi ide buat beliin buah. Jadi kemudian, kami ngumpulin duit buat beli buah pas jam makan siang (heuff, dan 2 hari ini kami selalu makan siang rame-rame. Menyenangkan).

Sudah? Well, kalo sampe sebatas itu normal kali yah. Beberapa orang patungan membeli buah untuk temannya yang sedang sakit, dan karena sakit temannya itu maag, buah yang akan dibeli pun kami pikirkan masak-masak. Pisang, melon, semangka. Nah, setelah semua menyumbang, duit yang terkumpul ternyata banyak banget. Maksudnya, terlalu banyak lah untuk sekedar membeli 3 item buah yang ditujukan hanya untuk 1 orang. Wooh, entah dapat petunjuk darimana, menimbang bahwa besok (hari ini, yeah) ada teman-teman yang bakal dapat surat penempatan, akhirnya giant dan keset melontarkan sebuah ide gathering dengan memanfaatkan dana yang tersedia.

A PARTY.
A BIG PARTY WHERE ALL THE MALANG ALUMNISTS ARE INVITED.
A DUREN PARTY.

Wait, wait, bagian 'party'-nya memang masih bisa dimengerti, tapi kok ada embel-embel 'duren' di depannya?? Beralasan bahwa karena kita bakal ngasi buah jadi sekalian aja kita beli buah buat dimakan rame-rame juga.. yeah, oke, masuk akal, tapi, ya ampun, duren? DUREN?? Duren benda bulat berduri-duri yang kalo dimakan lebih dari 3 biji langsung eneg itu?? (masi melengos tak paham)

Oke, oke. Lalu kemudian ketika menagih keset yang gak datang-datang karena ya-ampun-besok-bosnya-dateng-tapi-dia-baru-ngerjain-tugas-dari-bosnya-jam-segini-dasar-gendut, saya jadi ngerti kenapa dia dan giant sepaham.

"Gilak, uda hampir setahun kayaknya aku gak makan duren!"
......................
Cih, bawa-bawa obsesi pribadi. Dasar dua orang gendut.

Heuff, trus saya, keset, dan kocok berangkat ke atrium, dan uda ditunggu sama 6 makhluk lainnya. Setelah makan malam, kami langsung ke foodmart beli buah-buahan tersebut. Liat duren yang gede-gede, langsung dicomot aja 2 biji. Trus setelah beli pisang, melon, dan semangka yang jadi sasaran utama, kami beli 2 botol aqua dan anggur (buat yang gak makan duren). Pergi ke kasir, humm.. giant berpikir-pikir.. Kayaknya bakal kurang deh kalo durennya cuma 2.. Woi, ambil durennya satu lagi! Cepetan, mumpung belum dibayar! Wooi! Wooooi!!

Kemudian keset datang dengan sebuah duren. Duren terbesar yang ada di etalase.
"Ini man.. 62 ribu.."

Ya. Cukup untuk membuat dua petugas di tempat kasir itu senyum-senyum ga jelas. Dan dengan pedenya giant ngomong, "iya ni mbak, mau pesta kami.." Eergh, what the heck?? Ada gitu orang pesta makan duren?? Pesta buat ibu hamil maksudnya?? Malem-malem gini? Oh, oke, maaf, saya sedikit emosional hari ini. Maafkan saya teman-teman. Bukan maksud saya begitu. Jadi setelah membeli kami langsung berangkat ke kosan temen yang secara spontan kami jadikan tuan rumah gathering instan kali ini. Dan uwoooh, banyak juga teman-teman disana! Jadi serasa reuni, euy, hihihi, inget lagi soal berita penempatan mereka malah bikin sedih. Sebelum puncak acara, nagih sumbangan dulu donk. Btw teman saya yang baru sembuh itu emang masi keliatan lemes, gak seenergik sebelumnya, tapi dia masi aja bisa gitu ngajak nonton bunkasai hari Sabtu. Hiyah, apa yang ada di pikiranmu, nak! Tapi apapun itu, tujuan pesta kan bersenang-senang, dan kali ini, gathering pula. Dinikmati saja lah. Jadi, ayo ayo, belah durennya!

Duren pertama dibelah.
Uwooh, menggoda euy! Begitu dibelah langsung banyak tangan-tangan jahil yang berusaha menjamah. Dan karena ukurannya gede, ya lumayan banyak lah isinya, lagipula diantara sekitar 18 anak yang hadir saat itu yang aktif menjamah ga sampe 10 orang (saya termasuk donk). Sisanya ada yang cuma sekadar nyicip, dan yang lain gak makan sama sekali. Huhu, wateper lah, yang jelas karena kontribusi mereka, kami ber-hampir-10 bisa makan dengan nikmat.

Duren kedua dibelah.
Wooh, lebih montok malah! Disini para peserta mulai berguguran. Saya juga, cuma bisa nyicip 1, kan uda makan malam euy, kenyang. Lebih manis yang pertama emang, ini mah menang montok aja. Tapi tetep ada lah sebagian orang yang dengan liarnya begitu tergoda dengan kemolekan sang duren sehingga terus makan lagi dan lagi. Di sesi ini, para peserta kemudian beristirahat (syahh, bahasanya). Haha, sebenarnya alasannya sih si pembelah uda capek. Kasian dunk. Jadi kemudian ngobrol-ngobrol, foto-foto, ngemil yang lain, makan anggur, minum, dan si pemilik kost yang notabene masi mbak-mbak lewat dan mengeluarkan petuahnya "itu nanti diberesin ya!"
Hihihi, iya ya. Berantakan banget. Kulit duren dimana-mana. Bijinya, everyone, ada yang ngumpulin bijinya? Kan enak direbus.

Naah, menjelang jam setengah 9an, tiba-tiba teringat. Masi ada duren ketiga. Aaargh, tidak, saya uda ga sanggup, uda golden age. Orang-orang juga ga terlalu bernapsu lagi pas pembelahan terjadi. Ehh, ternyata masi ada yang doyan lo! Renny, giant, keset, dan aan. Bwehh, standing ovation buat renny! Padahal dibanding saya, sebagai cewek badannya lebih kecil, lebih kurus (saya benci harus menuliskan kata ini) tapi ternyata lebih badak. Jauh lebih badak malah. Ah, merasa sedikit tersaingi. Baru aja memberikan standing ovation, tiba-tiba keset muncul dengan daging duren yang lebih besar. Bwahahahahahhahaah, badak yang asli datang! Dua makhluk ini harus diabadikan keberadaannya! Huahahaha! Yayaya, jadi malam itu pada acara gathering kami telah menemukan king and queen of the night. Wedewh, hebat juga mereka ini. Hihihihi.

Sesi terakhir, hmm.. akhirnya merencanakan sebuah gathering yang skalanya lebih besar. Hoho, ga perlu ditulis disinilah, kan belum kejadian. Tapi overall, duren party hari itu enak juga, hihihii, sorry for making too much complaints, guys. Oia, gudlak buat pengumuman penempatan hari ini!

(kekenyangan.. heugh.. uda pagi perut masi penuh juga..)

seri perjalanan menuju pekalongan

Diposting oleh anindita di 13.31 0 komentar
9:39
Selasa 17/06/2008

Hmm.. di bawah ini merupakan agenda kehidupan saya selama 4 hari..

Jumat, 13 Juni:     
17.00 pulang kantor
19.20 kembali ke kantor bersama sobur dengan membawa ransel besar, bedcover, dan hadiah-hadiah lainnya
20.00 emosi tinggi... kemana orang-orang ini???
21.08 bus berangkat
21.32 tertidur
23.00 terbangun, merasa cukup segar bugar dan bersemangat untuk tidak tidur lagi.. tic toc.. akhirnya dengerin mp3 sambil bersmsan ria mengawasi perkembangan italia vs rumania

Sabtu, 14 Juni:
00.40 ooh, seri.. tidur lagi lah..
02.00 bangun, kebelet pipis! ngintip-ngintip prancis vs belanda di tv dalam terminal
02.15 lanjut tidur
04.30 berhenti di SPBU Tegal, terbangun, solat subuh, mencoba tidur lagi tapi tampaknya agak sulit..
05.00 zzzzzz....
05.30 cukup! bangun! sudah pagi! lihat, matahari saja sudah mau terbit!
05.32 eh? sunrise? ayo difoto duongs anak-anak!
07.00 singgah di Pekalongan, sarapan
08.00 tiba di mess Persibat, istirahat, mandi, bertengkar tentang pakaian dan cara memakai kerudung (yang memakan waktu 1 jam sendiri) karena selain menempati kamar yang sama, kami bertiga juga memakai pakaian dengan warna yang sama meskipun dengan style yang sangaaaat berbeda
10.50 berangkat ke tempat acara.. ooh, jangan lupa, kadonya belum dibungkus!
13.30 wisata batik
15.30 tiba di pantai dan waktunya bersenang-senang! Foto foto foto!
18.30 makan malam
20.00 bis berangkat pulang
20.30 zzzzzzz....

Minggu, 15 Juni:
05.15 apaaa?? sudah jam segini??
06.20 sampai di kantor, hujan deras
07.00 sampai di kos
....... - 24.00 tidak melakukan hal-hal yang berguna, jadi sebaiknya tidak perlu saya tulis

Senin, 16 Juni
01.45 bangun, setel tv
03.30 tertidur, dan selanjutnya berlangsung seperti biasa
17.00 pulang kantor, ngetem di tempat dem menunggu petugas piket datang agar bisa segera pergi
17.30 petugas piket belum datang juga
18.00 masih belum datang.. rombongan sudah berdatangan
18.15 peduli amat! pokoknya saya mau pergi!
18.30 berangkat ke JIExpo (bener gini kan tulisannya?) Bareng keset, een, dan sobur,, begitu sampai, makan dulu di warung depan gedungnya dan tagihannya masya Allah... Masa nasi goreng seporsi aja 15 ribu??
19.00 akhirnya masuk, berputar-putar keliling gedung, dengar pengumuman kalo panggung utama bakal maen jam 21.00
20.30 mengakhiri sesi window shopping, mencari panggung utama
20.40 masih mencari
20.50 salah jalan! kembali lagi!
21.00 istirahat dulu.. nuker kupon, nonton breaker yang cakep-cakep
21.15 naaah!! itu ketemu panggungnya!
21.30 the upstairs tampil. disko darurat dulu.
22.40 the changcuters tampil.
22.45 kayaknya ada yang kelahi...
22.50 eehh, ada lagi...
22.52 yasudah, pulang aja deh!
23.10 sampai di kos
23.20 tidur

Selasa, 17 Juni
05.00 bangun, solat, menyadari kalau ga nonton bola hari ini.. menangis tersedu-sedu ala sinetron-sinetron.. hiks, hiks..
05.10 ketiduran
07.00 bwaaah! mandiiii!
08.03 cklik! absen! hosh hosh hosh!
09.30 mulut menguap lebar-lebar.. berpikir mo ngapain nih biar ga ngantuk jam segini..
09.39 akhirnya menulis blog ini...

Beugh.. Sungguh kehidupan yang sangat melelahkan..

finally posted.. heugh..

Diposting oleh anindita di 13.05 2 komentar
Oke oke.. Selain udah lama ga nulis di blog, hal yang mau saya tulis harini pun out of date. Beugh, gak papa lah, yang penting draft tulisan ini akhirnya dimuat juga.

11:50 a.m
Senin 09/06/2008

Waduh, gila.. hari ini aku ngantuk banget. Mata uda ga sanggup kebuka lama-lama, mulut uda buka-tutup buka-tutup kayak ikan, belum lagi hari ini abis sarapan sampe 3 kali ke toilet. Waduh waduh, jarang lo bisa kayak gini.. ngantuknya maksudku, bukan yang satunya.. Humm, coba tebak karena apa? Ergh, jadi gini, pada dasarnya kan pola tidurku udah ancur-ancuran banget. Demi euro sekarang pake ada acara tidur siang segala biar malamnya bertenaga, eh ternyata sama aja ding. Malemnya emang lumayan bisa tahan sampe dini hari (walopun ternyata aku uda tidur pas ceko nyetak gol waktu itu.. yeah dan tentu saja portugal maen aku ga nonton, tapi tivi tetep nyala sampe jam 5.. ckckck) tapi Sabtu kemaren itu, alias paginya, hampir seharian aku jalan. Ngajak sobur sama nico ke glodok baikin mp3 yang dulu itu beli disana, trus ternyata abis itu mereka ke atrium. Ergh, kupikir paling-paling mereka ke sana cuma buat beli minum di foodmart (karena memang itu hal pertama yang kami lakukan) dan.. okei, liat-liat sport shoes buat nico, tapi ternyata tidak, sodara sodara.. Perjalanan masi sangat panjang, dan bukan sobur namanya klo pergi bawa duit banyak ke mal tapi tidak membeli pakaian.. Beli pakaian itu tentu saja membutuhkan proses.. Dan bagi sobur, proses itu berarti memasuki setiap lokasi yang ada pakaian tergantung di dalamnya, melirik-lirik setiap outlet yang ada, mencoba satu persatu, berkomentar "ini krg bagus..", "ini biasa..", lalu tiba-tiba mata mulai beradu ke sandal dan celana.. dan seluruhnya kira-kira memakan waktu kurang lebih 4 jam..

Pesan moral hari ini: Jangan ikut klo sobur mo beli pakaian.

Pulang ke kos uda jam setengah enam. Beugh, gilak, pegel juga. Tapi karena tekad uda bener-bener bulet soal euro, ga peduli deh biar mata uda mulai ga fokus. Hal pertama yang ditonton: extravaganza, sambil nungguin grey's anatomy yang baru mulai jam 9 malem. Gak lama, jam setengah 10 nico nelepon, ngasi tau klo sobur berbaik hati ingin memberikan aku celana panjang, dan silakan diambil saja. Rupanya dia salah beli celana di pasar malam, huahahaha! Tampaknya yang dia beli celana cewek, jadi akhirnya dia putuskan untuk memberikannya padaku saja. Kemudian, berlanjut ke acara nonton opening euro, swiss-ceko, dan tiba-tiba tertidur begitu saja kira-kira jam setengah satu malam.

Keesokan harinya, hari Minggu, agenda yang ada cuma cucian. Rencana ngambil mp3 jam 3 sore, males-malesan seharian, may pergi jam 9, dan akhirnya saya baru mandi jam 12 siang, abis itu langsung cucian. Cucian kelar sekitar jam 2 siang, ngisi pulsa, terus mengunjungi kediaman sobur minta ditemani ke glodok dan.. surprise, he wasn't there, neither was Nico!! Whatthee??? Baru inget juga klo mesti beli hadiah buat mbak arum, dan rencananya sama mereka, tapi kejadiannya kayak gini?? Humm.. cari temen laen. Sms dem. Ga dibales. Sms arin. Dia gak bisa. Sms nico. Rupanya hapenya ga dibawa. Sms kai!! Dibales, dan dia bingung. Nelpon toko di glodoknya, hhh.. ternyata ga bisa diambil hari ini. Yeah, saat itu sudah jam 3 dan saya masi duduk bengong gak tau harus kemana dan ngapain. Akhirnya mutusin nyuci pakaian putih dan denger ada sms masuk. Belum sempet baca, kai nelpon. "Ris, kita berdua aja kalo gitu yang pergi..."

Ergh. Mestinya saya tau akhirnya kami berdua juga yang mesti menyelesaikan ini.

Pesan moral hari ini: Ketika teman-temanmu berkata bahwa bendahara penerimaan adalah dirimu, artinya kau bukan hanya menerima uang. Kau-lah yang melakukan APAPUN tentang uang tersebut, suka atau tidak suka, capek atau tidak capek, peduli atau tidak peduli. Termasuk diantaranya adalah merayu teman-temanmu sendiri dengan dalih menggenjot penerimaan.

Perjalanan ke ITC cempaka mas pergi naik busway, pulang naek taksi sampe kosku, mulai dari jam setengah 5 sampe jam setengah 10 malam. Hal-hal aneh apa yang kami temui? Hmm, yang jelas, rencana pembelian bergeser. Bedcover, dining set, dan baby clothes menjadi bedcover, feeding set, topi + sepatu bayi, dan lampu. Waktu beli bedcover, kami melihat ada 1 set bedcover yang nuorak. Warnanya pink, ada bantal berbentuk hati warna pink di dalamnya, dan punya label gede MAKING LOVE. Huahahahhahaha!! Gimana gak ketawa coba ngeliatnya?? Malah penjualnya nawarin itu ke kami! Huahahahauhahaha! Gak kebayang gimana ekspresi orang yang kami kasih itu, dengan warna yang sedemikian jreng-nya, serta dengan merek yang dengan eksplisit menyebutkan fungsinya. Hihihihi. Trus ada set perlengkapan bayi yang mereknya LUSTY BUNNY. Huhuhuhahaha! Gilak! Aku sampe sakit perut ngeliatnya. Akan jadi apa nanti anak yang dibesarkan oleh Lusty Bunny??

Then.. Sudah jelas. Pulang jam setengah 10 malem, lipatan, dan gak ada makan nasi selama seharian itu, besoknya badan langsung lemes.. kering rasanya.. Gak sempet nonton bola pula gara-gara gak kebangun. Fiuhh.. I was so tired..

Senin, 21 April 2008

so what it feels like to be in arisan...

Diposting oleh anindita di 13.10 11 komentar
 
Hari Jumat lalu saat kantor merayakan sebuah hari bersejarah dimana para pimpinan semuanya raker di luar kota, saya diajak untuk ikut arisan Dharma Wanita.

Reaksi pertama: Diam. Tercenung. Mencoba meresapi makna di balik kalimat tersebut.
Reaksi berikutnya: Mulai meragukan pendengaran. Bertanya lagi, ”a..apa Bu?”
Reaksi selanjutnya setelah si ibu mengulangi: Pandangan mata nanar.. kosong.. kalimat ”ayo-Mbak-ikut-arisan” menggema dalam pikiran.. hati nurani saya berbisik pelan, ”kamu yakin ris ini sudah saatnya?” lalu template wajah jutek saya berganti: mata melotot, mulut ternganga, dan ekspresi syok bu-saya-belum-kepala-2-lo.. Percaya deh, setiap kali ada orang yang bener-bener asing, pemilik counter pulsa dan orang Pontianak yang saya temui di dalam metromini, mereka bertanya ”sekolah dimana?” Sekolah lo, sekolah!! Dan saya bilang saya kelas 2 SMA, gyahaha..

Maksud saya gini, yang selama ini terbayang di benak saya tentang arisan adalah ibu-ibu, kocok-kocok, ngerumpi, berisik, bahkan ekstrimnya sampe berantem. Ibu saya gak ikut arisan tuh, jadi wajar klo saya gak punya pengetahuan yang memadai tentang arisan. Dan menimbang seluruh faktor tersebut, saya bisa mengambil kesimpulan: Oke saya memang sering ngerumpi tapi saya cukup tau diri untuk ga sampe berisik. Paling cuma bisik-bisik sama temen trus terkikik-kikik sendiri, dan klo di lingkup yang lebih besar gak pernah tu berakhir dengan kata-kata ”ooh dasar memang kamu wanita kurang ajar yaa, tukang ngerebut suami (ato pacar lah) orang!! Kegatelan!!”. Oke saya pernah kocok-kocok undian tapiii saya kan belum jadi ibu-ibu! Jadi kalo pun misalnya sejarah hidup saya akhirnya harus dicemari dengan kegiatan arisan Dharma Wanita, saya ingin pada saat itu saya benar-benar sudah jadi ibu-ibu seutuhnya! Ehm.. maksud saya, karena ini arisan ibu-ibu, saya kan terlihat seperti seorang anak yang dibawa ibunya (ato memergoki ibunya) ikut arisan.. Itu cukup buat dijadiin pertimbangan bagi nurani saya untuk menjerit ”ini belum saatnya ris.. belum... kamu masih sangat muda.. jalan hidupmu masih panjang.. jangan lakukan itu sekarang.. ini belum waktunya..”

Sayangnya, orang dewasa selalu punya cara untuk mendesak orang-orang yang lebih muda.

Akhirnya saya ikut (setelah ibu itu meyakinkan saya bahwa akan ada makan siang, snack, dan doorprize), dan di tengah hingar bingar arisan tersebut saya dan demn mojok di sudut seperti terpinggirkan. Oh ya waktu itu ada ceramah dari seorang narasumber tentang hidup sehat dengan makanan organik.

”Ibu-ibu jadi kalau masak buat keluarganya, akan lebih baik kalo pake bahan-bahan alami.. gak tercemar dari pestisida.. zat-zat kimia.. dst.”
Berpikir: Hmm.. seharusnya seluruh pemilik warteg mengikuti ceramah ini.

Acara berikutnya, kocok-kocok, pengumuman nama, kocok ulang, gak lagi mengundang minat. Saya cuma tersentak waktu di salah satu nama yang diumumin ada nama seorang temen cewek seangkatan yang beda gedung (dan dia tidak hadir waktu itu). Whaa.. ternyata dia diam-diam... ah, sudahlah.. Lalu pengumuman doorprize yang berdasarkan daftar hadir.. I heard my name being called.. Wooh, saya langsung semangat. Di dekat pintu keluar ada beberapa benda berbagai ukuran yang dibungkus kertas kado.. Saya pilih yang agak kecil, eeh datang ibu-ibu merebut.. ”Mbak yang ini aja.. Saya yang bungkus kok.. Yang ini isinya sajadah.. Kecil-kecil gini palingan tupperware..” Ooh, gitu ya? Bodo amat lah. Sajadah juga ga papa kok. Arisan berakhir.. saya pun pulang dengan damai.. Semoga saja ibu-ibu itu gak mengira saya sebangsa mereka..

***Dan ternyata, isi doorprize tersebut bukan sajadah. Guess what? TAS. Bukan postman bag, ransel, travel bag, atau paling tidak, tas tangan eksmud gitu, tapi TAS BORDIR BERUKURAN BESAR. Suatu tas yang kalo pada saat itu belum ketinggalan zaman, baru pantas saya pakai 30 tahun lagi. Seandainya saya tidak ikut, pasti tas ini akan jatuh ke ibu-ibu yang lebih berhak.. Kasian ibu-ibu itu..

flufluflu...

Diposting oleh anindita di 13.05 1 komentar
Beuhh... Saya kena flu..
(berharap salah satu pembaca ada yang menitikkan air mata)
Kenapa ya? Apa ada yang salah? Terakhir kali saya nekat jalan di tengah tetesan hujan itu pas di Ragunan seminggu lalu, dan.. well, setelah itu makan banana split di mal ber-AC? Bukan masalah.
Baru tidur jam 11 malem tanpa selimut selama beberapa hari? Biasa aja tuh.
Akhir-akhir ini rutin pulang jam 5 sore? Ga ada hubungannya lah.
Belakangan ini AC di ruangan disetel 18 derajat tanpa jaket? Hmm, sudah ga ngaruh.
Beberapa hari ini bos rajin berdiskusi dengan orang-orang penting yang duduknya di sebelah saya sambil bersin-bersin, hidung merah, sementara AC ruangan 18 derajat tanpa jaket? Ehh, jangan nuduh sembarangan ya kamu, mau gak dibayar gaji kamu? *respon imajiner*


Aduuh, flu ini bener-bener ngganggu deh. Suara udah mulai berubah, hidung mampet, merusak alam pula (dengan penggunaan tisu dan air keran yang berlebih). Padahal, selama 6 bulan di Jakarta ini saya baru sekali kena flu, itu pun di saat yang tepat: musim hujan. Lain kayak di Malang yang baru datang aja tau-tau besoknya saya udah meler. Nah, cuaca di Jakarta ini persis dengan di Samarinda. Keadaan alam yang berbeda paling-paling cuma di Samarinda cuaca masi predictable, polusinya gak parah, gak gitu macet, kalo pagi dingin, langit lebih cerah, dan ADA bintang. Dan meski akhir-akhir ini udah mulai hujan, saya belum pernah keujanan kok. Mengingat di Samarinda saya gak gitu bermasalah dengan cuaca, wajarlah klo saya pikir disini juga bakal sama. Nah sekarang ni kok ya saya kena flu di saat orang lain sehat-sehat aja?? Ironis kan? Menyedihkan sekali. Saya mengisi penuh keranjang sampah di ruangan dengan berhelai-helai tisu gulung yang basah, diiringi suara-suara yang memilukan hati sementara orang-orang lain di sekeliling saya dapat menarik napas dengan sempurna.. Wajah mereka tetap cerah, tidak ada tanda-tanda kebutuhan akan hadirnya tisu.. Bayangkan teman-teman.. alangkah indahnya jika pada saat itu kita semua saling bergandeng tangan.. bersama-sama kita senang.. bersama-sama kita menderita.. Ketika yang satu ber-sroot sroot, yang lain menyahuti sehingga tercipta harmonisasi yang indah di antara kita.. Persahabatan yang indah bukan? Aargh, andai kalian tahu wahai sahabat betapa aku sangat menunggu saat-saat itu.. (tersenyum licik)

Kamis, 17 April 2008

Your biggest passion needs your biggest sacrifice...

Diposting oleh anindita di 18.05 2 komentar
 
Hari Minggu kemarin, saya pergi ke Gramedia Matraman. Begitu masuk, di dekat stan d’Crepes ada banner kecil warna ijo dan promotion desk yang sebenarnya ga terlalu hebat, biasa aja, tapi bagi beberapa orang termasuk saya, sangat eye-catching. Name it, itu adalah stan Greenpeace. Seorang cewek, one of the crews, hilir mudik di depan stan tersebut buat mempromosiin.. berusaha berbicara pada setiap orang yang lalu lalang.. dan saya berdiri di dekat situ.. terkesima..

Oh my God... it’s Greenpeace.. and they are in search of local supporters..

Saya yakin saya hampir lupa sepenuhnya apa cita-cita saya waktu kecil begitu bergabung dengan sekolah ke*****an ini. Dan saya yakin, bayangan masa kecil tersebut mungkin ga akan muncul lagi kalo saja saya gak melihat promotion desk Greenpeace tepat di hadapan saya saat itu—mengingat saya punya kecenderungan memory loss yang kadang short-term dan kadang long-term— Masa kecil saya yang suka naik-naik pohon, menjelajahi gunung-gunung di dekat perumahan yang sekarang pastinya sudah diratakan, bersepeda keliling kompleks, dan menelusuri sudut-sudut perumahan dengan berjalan kaki bukan cuma memorable, tapi juga punya pengaruh besar dalam hidup saya. Oke, cita-cita saya emang sering berubah-ubah, mulai dari jadi dokter hewan, detektif kriminal, sniper, physio, promotor musik, tapi gak ada satupun yang memancing keseriusan jangka panjang saya sampe suatu hari saya diberi tugas membuat poster bertema global warming oleh guru biologi SMA. Saya mulai mencari artikel-artikel, literatur, dan model-model gambar untuk mendukung penyelesaian tugas, dan di saat itu saya sadar, inilah bidang yang ingin saya tekuni.

Oke oke, beberapa orang pasti akan langsung mencolot. ”Kamu kan ga suka sayur, ris..”, ”Kamu kan ga tau tanaman, ris..”, ”Kamu kan emang dasarnya cuma bisa naek sepeda, ris..” Yeah, itu bener walopun stat pertama gugur karena saya cuma mau sayur berkuah bening dan stat kedua, orang tua saya suka tanaman sehingga saya merasa malas untuk ikut-ikutan. Tapi maksud saya, apa itu berkaitan? Rasa ketertarikan saya pada lingkungan bukan untuk nutupi tiga hal di atas tapi murni karena memang itu yang membangkitkan gairah hidup saya. Saya tertarik pada segala hal yang terkait dengan upaya-upaya menghentikan pemanasan global, saya tertarik untuk mengenalkan pada masyarakat mengenai kesehatan lingkungan, dan keinginan tersebut muncul begitu kuat. Waktu SPMB yang sebenarnya saya yakini pasti lulus—karena inceran saya cuma sebuah PTN lokal, ga dibolehin kuliah di luar—saya punya dua pilihan: Teknik Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat, dan lantaran ortu-lah saya akhirnya menaruh Kesmas di urutan pertama.

Yeah, saya lulus. Dan menyadari betapa effortless-nya saya untuk lulus, saya jadi menyesal kenapa teknik lingkungan ga ditaruh di urutan pertama. Tapi liat.. in what kind of world am I now? I am not into finance for sure, but i’m in. Saya lebih suka bekerja dengan alam, pressure-free, independen, tapi yang terjadi sekarang saya malah jadi budak, pemikir, sekaligus manajer. See? ini bahkan dunia yang sangat bertentangan dengan diri saya. Pastinya kalian melihat saya sebagai seorang loser yang gagal memperjuangkan keinginan terdalamnya, ato versi dramatisasi, impian masa kecilnya. Yap, saya gagal, dan rupanya saya bukan satu-satunya kok. Ada banyak remaja di sana yang bergabung di ’dunia’ ini tanpa melepaskan obsesi terhadap suatu hal yang telanjur jadi passion mereka. Lebih pas lagi, saya yakin di antara mereka juga ada yang berencana pensiun dini, lalu mulai meraih cita-cita utama, passion alami mereka masing-masing dengan ’hasil’ dari sini. Bukan berarti kerja jadi gak serius, tapi semua pasti percaya, your biggest passion needs your biggest sacrifice. Bekerja keras dan mengerahkan semaksimal mungkin kemampuan di pekerjaan yang menghasilkan-tapi-bukan-aku-banget cukup buat jadi big sacrifice to brand new relaxing future..  
Yeah yeah, memang ga ada kata terlambat buat sebuah cita-cita. Saya juga berencana begitu. Saya akan bertahan di ’dunia’ ini untuk 20-30 tahun mendatang, lalu pensiun dini, dan setelah itu, saya ingin kembali ke saat-saat itu.. kembali pada impian masa lalu saya dan menikmati masa tua saya dengan kegiatan yang benar-benar saya cintai.. Kembali pada passion saya yang selama ini cuma jalan setengah.. Hmm,, i smell the nice future..

Kamis, 03 April 2008

jenuh

Diposting oleh anindita di 16.31 3 komentar
Jenuh tu gak kenal tempat. Sama seperti ngantuk, kalo tiba-tiba nyerang, rasanya pengen tidur aja. Gak peduli meskipun saat itu kita lagi ujian (pengalaman pribadi, Red.), lagi nunggu temen, lagi baca komik, lagi nyetir (hmm.. pengalaman pribadi ’seseorang’), ato bahkan lagi nulis-nulis blog kayak gini.. tiba-tiba aja ada godaan buat sedikit terlelap.. Begitu pula dengan jenuh. Tau-tau aja seluruh sistem saraf menolak untuk beraksi, tubuh dan otak tersugesti untuk menolak jadwal kerja yang dengan rapi direkam di memori. Cuma satu alasan tapi alasan itu mewakili aspirasi seluruh sistem kerja tubuh kita. It feels like my brain ordered ”oh, come on, it’s not finished yet.. go on.. you can do it..” but the body responded sufferingly “noo, not again.. I’m fed up with these stuffs.. leave me you jerk!! Ooh, here it comes another project!! I hate this!! Get me out of this hell!!” –versi yang lebih didramatisasi—

Tapi ya itu, jenuh itu datangnya all of a sudden. Beban-beban yang menumpuk di sepanjang garis x tiba-tiba mencapai titik ekuilibrium, lalu berhenti. Gak ada reaksi. And now that’s what happened. There are many things to do, papers with great numbers of money clearly written on, many jobs listed on my yellow notes, all laid on my messed-up table but there’s no such thing called ‘keinginan-tulus-dari-lubuk-hati-yang-paling-dalam’ to make it done. At least, at this time, when ‘fed up’ strikes.

See.. I’ve never been this bored before.. I do my projects half-heartedly, and the only thing goes on my mind is to get out, get away from papers, papers, budget, money, money, AC, PC, then go to the beach or the zoo or musholla or.. just a single four-walls is enough.. I don’t need lights, I just need a blanket.. and let me sleep.. But I think I won’t be able to sleep.. maybe I just can take a breath, in, out.. think about beautiful days ever happened to me.. think about this darkness, think about what I can do tomorrow, think about someebody of my past, think about me, think about sins… and by then I must be fallen asleep..

See.. I even don’t know what I’m saying.. I just keep writing and writing and all these tiring stuff is out... sorry for inconvenient odd sentences..

Kamis, 20 Maret 2008

bahagia itu...

Diposting oleh anindita di 15.45 3 komentar
Beberapa hari yang lalu, saya telpon-telponan dengan seorang teman yg uda lama banget ga ketemu. Wah, asyik banget rasanya! Kami tukar-tukaran pengalaman, berbagi cerita, saling berbagi info tentang keadaan temen-temen yg laen, sampai bernostalgia mengenang masa muda kami dahulu kala (ceilah, tempo doeloe banget...) Dan di salah satu percakapan itu,  saya bertanya gini sama dia (sebut saja si X -bukan nama sebenarnya, Red.-):
"Jadi sekarang gimana? Kamu bahgia gak di sana?"
"Hmm.. gimana ya.. Bahgia tu kan ngelibatin perasaan, dan sejauh ini aku kok belum bisa aja gitu terlibat secara emosional dengan yogya.."
"Kok gitu? Jadi dengan alasan macam itu kamu mo bilang klo kamu gak bahgia di sana? Bahgia itu kamu ciptain dong, kamu rancang, bukan sekedar ditunggu sampe datang dengan sendirinya..."
"iya aku rancang.. aku ngusahain kok.. nah maksud aku, aku sedang dalam proses menuju ke sana, aku berusaha supaya aku bener-bener merasa home di sini.. tapi sampai detik ini, bagi aku itu belum cukup buat dibilang aku bener-bener uda merasa begitu.. setengah dari itu mungkin..."

Saya jadi bingung sendiri. Segitu sulitnya emang? Beberapa orang emang sih berpikir kalo kebahgiaan dia itu adalah di situasi seperti ‘ini’, misalnya. Lah, apa terus kalo situasi ‘itu’ terjadi dia gak akan bahgia, ato malah gak akan pernah merasa bahgia? Yah, oke, saya juga begitu sih. Terkadang kita emang klo uda pernah ngrasain suatu titik tertentu yang bener-bener luar biasa bagi kita, seterusnya cuma titik itu yang kita anggap perfect, dan kita melewatkan titik-titik lain sepanjang perjalanan kita. Tapi emang pada dasarnya, cara pandang saya dan si X juga lumayan beda banget. Si X bilang saya kadang terlalu target-oriented dan itulah yang bikin kehidupan saya jadi terlihat lebih complicated kadang-kadang. Dia beralasan gini, manusia itu gak akan pernah merasa puas. Mereka pasti akan merasa selalu ada yang kurang, dan bakal bikin target-target baru begitu target sebelumnya tercapai atau meleset. Kalo gitu terus, kapan kamu akan bener-bener sampe pada 'kebahgiaan'? Rangkaian tersebut seperti sebuah garis lurus yang begitu dimulai, cuma garis maut yang bisa memotongnya. Skeptis banget. Dalam hal ini, emang cara pandang dia adalah hidup itu adalah proses menuju kebahgiaan, secara kasarnya lah. Saya setuju sih sama cara pikir dia, tapi sekali lagi justru itulah yang namanya 'hidup' bukan?

Saya gak bilang saya gak bahgia, bikin excuses buat nutupin rasa ketidakbahgiaan itu pun gak. Bahgia itu saya rasa seperti a big deal banget. Saya puas dengan keadaan saya, saya nikmatin setiap hal dalam hidup saya, saya berusaha keras untuk menjalani kewajiban-kewajiban saya, dan kalau ditanya apa saya bahgia, saya akan jawab: "bahgia itu adalah saat dimana kamu bisa nikmatin itu semua, gak terlena di dalamnya, dan tetap punya something to do pada akhirnya.." Cuman itu. Saya ga mau bilang 'saya bahgia, and now what? Saya kan uda bahgia..' Seolah-olah begitu saya merasa bahgia, itu semua selesai, ga ada lagi yang harus saya lakukan selain mempertahankan kebahgiaan tersebut. Itu salah besar. Bahgia bukan titik puncak atau titik akhir. Bahgia itu adalah sepanjang garis lurus tersebut.

Oke, terlepas dari itu semua, definisi kebahgiaan bagi tiap orang emang berbeda. Kalo saya sih, situasional lah istilahnya. Kebahgiaan versi saya waktu SD adalah waktu dapat salam tempel pas lebaran. Versi masa SMP-SMA saya, kebahgiaan itu kalo punya temen penyuka komik yang baik hati dan tidak pelit (dan saya memilikinya!) serta punya rapor dengan nilai yang tidak fluktuatif dan menampakkan dengan jelas kelebihan dan kekurangan saya (bayangkan kamu punya rapor yang di dalamnya berkumpul nilai 7-10). Masa kuliah saya definisi ini jadi lebih berbobot. Kebahgiaan adalah ketika saya bisa menghapal atau paling tidak, memahami dengan sempurna apa yang tertulis dalam diktat-diktat kuliah dan tersembur dari mulut dosen lalu menerjemahkannya dengan baik saat ujian, kemudian voila! Cum laude!
Lalu sekarang teman saya menanyakan apa makna kebahgiaan bagi saya. Itu jelas, bahgia itu adalah:
1.   Kalau *PM dan segala kelengkapannya yg saya buat berhasil jadi **2D
2.   Kalau ** **NS saya bisa diterbitkan pertengahan tahun 2008 ini
3.   Kalau eja bangkit dari kuburnya atau menjelma menjadi eja baru yg lebih revolusioner
4.   Kalau saya berhasil sembuh dari ADHD

Rabu, 05 Maret 2008

sky rink tragedy

Diposting oleh anindita di 15.13 0 komentar



pegel.. capek.. ngantuk.. sakit-sekit.. kram otot.. that's what's left of this tragedy...

Rabu, 27 Februari 2008

PAPER PAPER PAPER!!

Diposting oleh anindita di 17.11 0 komentar
beuhh,, say goodbye to meja kerja yg bersih, licin, dan hanya ditempati koran, majalah, dan aer minum.. sekarang ada pemandangan baru di mejaku: MAP!! Bukan cuma satu, tapi ENAAAM!! Hoho.. ENAAM! Dan dengan berlembar-lembar kertas berada di dalamnya seakan ingin berteriak "woi, cepetan diberesin napa??" So scary.. untuk apa negara membuang2 segini banyak kertas?? Apa mereka lupa hutan di kalimantan kini sudah hampir gundul? Apa mereka lupa kalo desember lalu negara ini menggelar acara kelas dunia bertajuk UN Climate Change Conference?? Lalu apa imbas dari itu semua?? Kertas lagi??? Hellloooo... ni kan jaman serba digital!!
Oooh.....

"Mbak.. ni kuitansinya digabungin ya.. daftar hadirnya tar difotokopi.. nih surat masuk.. ni dibikin SPP sama SPTB.. ini itu-ini itu.."


i hate bunch of papers wasted in vain just like this!!!

(sebenarnya sih, males bgt ngeliat tumpukan kertas di meja...)

i'm just a jealous girl..

Diposting oleh anindita di 17.04 3 komentar

aargghh.. kenapa des-maret ini banyak banget liburnya? seeing those people easily come and go home really makes me.. urgh,, dunnoh, jealous probably.. kalo saya mau mungkin saya bisa aja mutusin buat pulang juga.. tapi nope, i decide not to.. ini adalah sebuah pilihan, saya harus konsekuen.. i'm not a kid anymore, i can stand up tall on my own feet, not be helped by those hands anymore.. kedengaran sangat 'sok' sih, tapi.. hell yeah, itu bener-bener akan saya lakukan.. karena apa, ketika saya pulang, pastinya saya akan terbuai dan gak pingin melakukan hal-hal semacam ini lagi.. going home could make me feel like.. "aww, i don't deserve doing this sooner... it's time for me to enjoy being a highschooler, a girl, hang out, and all those nonsenses.. i'm pretty young.." nope..

so going home once a year really could help?? dunnoh.. yg jelas, satu dialog menarik dari pelem spider-man adalah "with great power comes great responsibility".. and now i have that one.. responsibility.. and with that responsibility i choose to skip one of my selfish want.. huuhh,, it's gonna kill me...
"i'm going home.. into the place where i belong.. and where your love has always been enough for me.."

i really need to turn this song into reality.. maybe.. or it's when i create my own family?? heeh..  btw paket dari rumah kok belom nyampe-nyampe yaaa...

my hometown Samarinda...

Diposting oleh anindita di 14.24 2 komentar

Saya bangga jadi orang samarinda. Walaupun kedua orang tua saya bukan suku asli sana tapi klo orang-orang tanya saya orang apa, saya akan dgn senang hati menjawab: "Saya orang Samarinda," dan bukannya saya orang dari suku apa. Samarinda sendiri emang dihuni oleh etnis yang beragam banget, gak heran klo orang-orang sana sedari esde sampe SMA gak pernah tuh yg namanya berada di kelas yg didominasi oleh suku tertentu sampe setengah dari jumlah siswa. Gak. Bener-bener heterogen. Gak heran juga klo sehari-hari bahasa yg digunakan di sana adalah bahasa indonesia, bukan bahasa daerah, meski bukan berarti bahasa daerah gak digunakan sama sekali. Saya juga make bahasa indonesia, tapi dengan logat yang dipengaruhi sama suku lokal sana, Banjar. Gimana dengan suku asli saya sendiri? Well, bisa dibilang vocab saya lumayan minim. Hee, bener-bener sesuai sama apa yg dibilang oleh guru geografi saya waktu SMA: "Orang dari suku A yang menikah dengan orang dari suku A atau malah B, kalo anaknya dibesarkan di kota C, anaknya gak akan bisa bahasa daerah A atau B."

Saya sempat berpikir klo sebenarnya beliau menyindir keberadaan kami, anak-anak para imigran, yang mendominasi kelas pada saat itu. Tentu aja klo mo membela diri, jelas kami sama sekali gak pernah milih minta dilahirin dimana. Dan juga, ini kembali ke gimana cara ortu masing-masing aja untuk ngenalin budaya asli mereka. Tapi dibilang gitu juga gak salah sih. Itu bener, dan seharusnya kesimpulan yang dibilang sama guruku itu dijadiin motivasi buat belajar lebih banyak tentang root kita masing-masing, gak cuma sibuk berusaha adaptasiin diri di tempat-tempat baru tapi makin lama akar budaya kita sendiri makin terkikis. Yang terpenting adalah kita tetep tau how to behave, terlepas dari dimanapun kita saat ini sedang berada, tanpa melupakan where you come from.


Oke, berpanjang lebar tentang hal ini, pada dasarnya aneh juga klo saya bangga-banggain tentang samarinda. Let's see.. Waktu pertama kali saya ke malang dan kenalan sama banyak orang disana, saya tentu saja memperkenalkan kota asal saya dan.. how sad... Just read their comments below:

"Samarinda itu jawa mana?"
Ini dari temen saya yg orang jakarta.

Trus ini percakapan yg lumayan panjang:
"Samarinda itu kalimantan timur?"

"Yeah.." jawab saya.

"Ooh.. ibukota kaltim itu banjarmasin ya?"

"Yee, samarinda itu ibukota kaltim tauk,"

"Loh, laen balikpapan?"

"Laen lah.."

"Tapi balikpapan juga di kalimantan kan?"

"Yoi.."

"Jadi balikpapan ibukota apa?"

"Balikpapan bukan ibukota!"

"Loh.. tapi kan di kalimantan terkenal.. jadi banjarmasin itu kalimantan apa?"

"Selatan.. balikpapan itu kaltim juga..."

"Ah masa sih? Tapi kok lebih terkenal balikpapan..."

Ow that hurts...

Trus waktu saya sibuk di warnet buat nyusun dan ngemas data-data buat presentasi kebudayaan kaltim di matkul budaya nusantara, seorang teman datang dan berkomentar:
"Ngapain kamu nyari soal dayak? Kamu kan kaltim..."

"Dayak itu kan di kaltim juga..."

"Haa? Bukannya dayak itu di papua?"

Sou desu ka..

Selasa, 26 Februari 2008

so here i come..

Diposting oleh anindita di 11.43 2 komentar
Hore.. hore..
20 Okt 2007
Kena leaving-on-a-jet-plane syndrome. Uda lama sie, sukur banget aku pulang lebih cepet dari Malang (yeah, temen2 yg laen kok sempet2nya mikirin mo nunggu the longest thing to come called 'Pengumuman Penempatan',, aku mah ngacir aja, hehehe) jadi bisa reuni sama temen2 SMA, temen SMP, jalan2 ga tentu arah, sempet keilangan dompet di SCP (ergh, mungkin sewaktu-waktu aku bakal cerita), ngurus ATM 2x, dll. But finally the day has come,, I gotta leave this sweetest town..
Back then, alasan kepergian aku ke jakarta ini buat kerja (ceileh, kerja) di sebuah lembaga eselon I pemerintah yg-tak-usah-disebut-namanya (jadi mending kita sebut saja kantor ini Ged B *malah spoiler* yang mana keberangkatanku kali ini gak diiringi sama isak tangis bos cewek *belum..belum, hehe*. Berangkat bareng bos cowok, naek pesawat Lion Air dari Sepinggan, Balikpapan, just the two of us heading up to the sort-of new world.

Oke, aku lupa cerita selanjutnya, yang jelas butuh waktu 2 jam buat nyampe Cengkareng. Aku uda senyum-senyum bloon pas nyampe sana, asli uda kayak orang kampung bgt. Oia, u know what, pas lg duduk2 di boarding gate, aku kenalan sama dubber lo! Dasar budeg, aku ga gt denger dia ngomong kerja dimana, yg jelas dia nge-dub serial-serial animasi Disney Channel gt. Klo diantara kamu ada yg kenal cewek ini (dari Balikpapan, tinggal di Bekasi, rambut seleher) sampaikan salam dari aku ya!
Sejak masi di jalan gitu, aku uda ngontak2 abangku. Yeh, bukan abang kandung sie, tapi yg jelas karena aku bakal sekosan sama dia, ya wajar lah buat aku yg masi baru urbanisasi ini buat minta jemput. Deal, dia bakal jemput di stasiun Senen. 5 minutes later,, aku dijemput sama sekompi temen kosan: Abang Surya, Putri, Mas Wahda, Ganang, Sobur, dan Nico. Here I come, Jakartaaa! Gw bakal serbu tempat terkutuk ini!
Satu jam kemudian, aku uda ngeceng di atrium senen.. huehue..
 

brisk swish and a new day Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos