Rabu, 27 Februari 2008

my hometown Samarinda...

Diposting oleh anindita di 14.24

Saya bangga jadi orang samarinda. Walaupun kedua orang tua saya bukan suku asli sana tapi klo orang-orang tanya saya orang apa, saya akan dgn senang hati menjawab: "Saya orang Samarinda," dan bukannya saya orang dari suku apa. Samarinda sendiri emang dihuni oleh etnis yang beragam banget, gak heran klo orang-orang sana sedari esde sampe SMA gak pernah tuh yg namanya berada di kelas yg didominasi oleh suku tertentu sampe setengah dari jumlah siswa. Gak. Bener-bener heterogen. Gak heran juga klo sehari-hari bahasa yg digunakan di sana adalah bahasa indonesia, bukan bahasa daerah, meski bukan berarti bahasa daerah gak digunakan sama sekali. Saya juga make bahasa indonesia, tapi dengan logat yang dipengaruhi sama suku lokal sana, Banjar. Gimana dengan suku asli saya sendiri? Well, bisa dibilang vocab saya lumayan minim. Hee, bener-bener sesuai sama apa yg dibilang oleh guru geografi saya waktu SMA: "Orang dari suku A yang menikah dengan orang dari suku A atau malah B, kalo anaknya dibesarkan di kota C, anaknya gak akan bisa bahasa daerah A atau B."

Saya sempat berpikir klo sebenarnya beliau menyindir keberadaan kami, anak-anak para imigran, yang mendominasi kelas pada saat itu. Tentu aja klo mo membela diri, jelas kami sama sekali gak pernah milih minta dilahirin dimana. Dan juga, ini kembali ke gimana cara ortu masing-masing aja untuk ngenalin budaya asli mereka. Tapi dibilang gitu juga gak salah sih. Itu bener, dan seharusnya kesimpulan yang dibilang sama guruku itu dijadiin motivasi buat belajar lebih banyak tentang root kita masing-masing, gak cuma sibuk berusaha adaptasiin diri di tempat-tempat baru tapi makin lama akar budaya kita sendiri makin terkikis. Yang terpenting adalah kita tetep tau how to behave, terlepas dari dimanapun kita saat ini sedang berada, tanpa melupakan where you come from.


Oke, berpanjang lebar tentang hal ini, pada dasarnya aneh juga klo saya bangga-banggain tentang samarinda. Let's see.. Waktu pertama kali saya ke malang dan kenalan sama banyak orang disana, saya tentu saja memperkenalkan kota asal saya dan.. how sad... Just read their comments below:

"Samarinda itu jawa mana?"
Ini dari temen saya yg orang jakarta.

Trus ini percakapan yg lumayan panjang:
"Samarinda itu kalimantan timur?"

"Yeah.." jawab saya.

"Ooh.. ibukota kaltim itu banjarmasin ya?"

"Yee, samarinda itu ibukota kaltim tauk,"

"Loh, laen balikpapan?"

"Laen lah.."

"Tapi balikpapan juga di kalimantan kan?"

"Yoi.."

"Jadi balikpapan ibukota apa?"

"Balikpapan bukan ibukota!"

"Loh.. tapi kan di kalimantan terkenal.. jadi banjarmasin itu kalimantan apa?"

"Selatan.. balikpapan itu kaltim juga..."

"Ah masa sih? Tapi kok lebih terkenal balikpapan..."

Ow that hurts...

Trus waktu saya sibuk di warnet buat nyusun dan ngemas data-data buat presentasi kebudayaan kaltim di matkul budaya nusantara, seorang teman datang dan berkomentar:
"Ngapain kamu nyari soal dayak? Kamu kan kaltim..."

"Dayak itu kan di kaltim juga..."

"Haa? Bukannya dayak itu di papua?"

Sou desu ka..

2 komentar:

13th.BlackHell . on 27 Februari 2008 pukul 16.28 mengatakan...

haah.. menyedihkan orang2 yg gak tahu menahu itu.. terutama yg ngasih komen pertama itu... sucks eh?
(pdhl gak tauk jg... keke...)

Risminda Anindita on 28 Februari 2008 pukul 09.31 mengatakan...

hooh... ketauan nile geografinya jelek..

Posting Komentar

 

brisk swish and a new day Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos