Tampilkan postingan dengan label review. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label review. Tampilkan semua postingan

Selasa, 18 Februari 2014

survei biaya melahirkan RS Sari Asih Ciledug 2014

Diposting oleh anindita di 19.04 3 komentar
Memasuki hari kelahiran anak pertama yang semakin dekat, sesi periksa ke dokter jadi semakin mendebarkan. Selera makan gw yang makin gak mutu (I crave chocolate almost every single day! Emaakkk) bikin sang suami kuatir anaknya bakal tembem berlebayhan. Untungnya kemaren pas periksa, di awal minggu ke-37 berat ade bayi 2,8 kg. Not too big, but still not as small as I expected at first, hihihi. Berat badan gw sepanjang kehamilan udah merangsek ke angka 10 kg...still not too big despite his frowns over my daily snacks :P 
Selama periksa di RS Sari Asih dengan dr Wisnu, gak sekalipun beliau menawarkan buat mencetak hasil USG tanpa diminta. Beda dengan RS Tambak. Mungkin karena pasien di Tambak lebih banyak dan data medisnya lebih terorganisir rapi ya. Tapi gw pribadi yang notabene emak-emak irit, gak memerlukan hasil cetaknya - toh ade bayi sehat dan perkembangannya juga bagus. It's okay though, we'll see what he/she looks like in a matter of weeks :D

Soal dana melahirkan, karena kita dicover BPJS PNS yang plafonnya mungkin cuma seiprit, sedari awal kita memilih untuk menganggarkan sendiri dan gak menggantungkan diri pada asuransi. Meskipun bukan di KMC atau RSPI (uhuk). Insya Allah meskipun kita selalu mengupayakan kelahiran normal, hasil nyisihin berbulan-bulan cukuplah buat operasi caesar, gak perlu sampe pinjem orang. Walaupun tetep syok yaa liat biaya melahirkan jaman sekarang, hahahaaaa... Gw kan pengen juga lahiran di RS yang nyediain fasilitas blow dry, pijet, dan makanan ala restoran kayak Dian Sastro.

Ini hasil gw tanya-tanya ke resepsionis RS Sari Asih Ciledug. Sebenarnya lebih deket RS IMC sih dari kediaman gw sekarang, tapi berhubung belom pernah kontrol disana rasanya males coba-coba. Pengalaman dulu dua kali ke IMC, ga berhasil ketemu dokter dan resepsionisnya gak hubungin gw dong soal dokternya batal dateng :((

Perkiraan Biaya Melahirkan Normal

Perkiraan Biaya Sectio Cesaria

Harga belum termasuk:
1. Harga kamar jika perawatan > 3 hari (untuk normal) dan > 4 hari (untuk SC)
2. Obat/alkes yang dipakai di ruang perawatan (di luar standar)
3. Transfusi darah, oksigen perawatan, dll
4. Pemeriksaan penunjang laboratorium, radiologi, dll (di luar standar)
5. Konsultasi dengan dokter dari bidang lain
6. Sewa alat cauter
7. Administrasi sebesar 5% dari total biaya
8. Biaya variabel lainnya yang belum termasuk/ditentukan di atas


Hope it helps! 

*Btw, tiba-tiba nemu perkiraan biaya melahirkan di RS IMC Bintaro. Agak outdated sih, siapa tau cuma harga promo. Tapi laahh, slightly cheaper ternyata. Tentunya gw masih mempertimbangkan alasan belom familiar sama dokter dan RSnya sihh...tapi siapa tau gw butuh informasi ini karena jaraknya lebih deket.. Kalo ada yang tau harga terbaru, monggo loh komen..






Senin, 22 November 2010

quick updates..

Diposting oleh anindita di 13.57 4 komentar
kehidupan saya akhir-akhir ini agak monoton: ngantor, nonton film, les, main FM. rencananya mau rajin nulis blog tapi akhirnya terbengkalai juga. baiklah, sedikit cerita dari hari-hari saya deh.

1. FM 2011
gameplay-nya lebih baik, walaupun dari segi penyusunan taktik jadi lebih rempong. saya berencana mem-post screenshots dari pertandingan saya (ehem, menang 4-0 dari MU lo) tapi gak bisa-bisa, hiks hiks. saya gak tau caranya deng, apa perlu pake software laen ya? dari segi pertandingan, karena saya memakai Liverpool, klub ini jadi luar biasa sekali. entah karena kebetulan taktik saya bagus atau karena settingannya lebih baik ya, dengan memakai formasi 4-2-3-1 (Torres jadi complete forward dan Gerrard jadi playmaker) dan kadang-kadang 4-4-2 (dengan N'Gog) saya sukses dong nyetak 99 gol dalam 1 musim Liga. dan semua itu gak pake load game berkali-kali. ketagihan banget, yang menyebalkan cuma pada musim pertama dana Liverpool cuma 1,5 juta doang, hiks hiks, mana bisa ngapa-ngapain. dan kedua, Skrtel jadi pribadi paling bermasalah di tim, gara-gara dia saya kehilangan Carragher (gak mau perpanjang kontrak) dan Agger unhappy melulu.


kelebihan: 1). penyusunan taktik bisa jadi merepotkan tapi begitu udah ketemu settingan yang cocok mulus sekali pergerakannya, ada juga yg namanya quick tactic di tengah-tengah pertandingan, jadi lebih simpel 2). backroom meeting membantu sekali!


kekurangan: agen pemain oh agen pemain, gara-gara kamu saya kehilangan Carragher... dan kejelekan private chat adalah, sekali kamu membuat seorang pemain terluka gara-gara salah komentar, sulit sekali memperbaiki keadaan.


2. Review film!

berikut sekilas film-film yang saya tonton beberapa hari ini:

Brideshead Revisited (2008)

Nontonnya di festival film Eropa. film ini diambil dari sebuah novel, dan isi ceritanya erat dengan pengaruh agama Katolik di sebuah keluarga aristokrat. akting ngondeknya Ben Whishaw dapeet banget, saking meyakinkannya saya sampe lupa dia yang maen di film Perfume. a decent adaptation, apalagi bagi saya yang lumayan suka film drama abad ke-18, film ini sebenarnya punya modal untuk jadi sangat-sangat bagus. ada Emma Thompson juga lo yang memang aktris senior. sayang eksekusinya kurang berhasil, kalo menurut saya sih ini gara-gara si Matthew Goode yang jadi tokoh utama datar banget aktingnya. alhasil, percuma banget Ben Whishaw bermain bagus, chemistry mereka tetap kosong. 

verdict: 7/10

The Social Network (2010)

oh, what can I say, film ini berisikan jajaran cast aktor-aktor muda berbakat dan sutradaranya adalah David Fincher (Fight Club, Se7en, The Curious Case of Benjamin Button). agak tumben yak gak ada Brad Pitt disini, hehehe. ceritanya tentang awal terbentuknya Facebook, pengkhianatan, sifat antisosial, dan jelas banget film ini sangat berkelas Oscar. di tiap interview mereka menekankan kalau beberapa bagian adalah fiksi, tapi saya sendiri gak tau bagian yang mana. jangan tanya soal akting deh, Jesse Eisenberg adalah pilihan yang bagus. tapi karena saya masih terbiasa melihat dia memerankan sosok nerd (Superbad, Zombieland) saya tidak menganggapnya luar biasa. well, aktingnya bagus, tapi dia memang cocok di peran semacam itu. yang luar bagi saya adalahhhh Andrew Garfield. liat deh sepanjang adegan di kantor Facebook dimana dia merasa dikhianati, awwww, jadi pingin segera menepuk pundaknya dan bilang "sabar ya...sini maen sama aku aja..". Justin Timberlake juga bagus lo ngomong-ngomong.
 

verdict: 9/10

Hot Tub Time Machine (2010)
dvd pertama yang saya beli gak bisa diputer, akhirnya baru bisa nonton kemaren. okelah, film ini tentang petualangan sekelompok om-om berusia pertengahan 30an dan seorang remaja 15 tahun yang terperosok ke dalam mesin waktu menuju tahun 1985. haruskah mereka mengulang kenyataan di masa sekarang atau mengubah masa lalu, dengan resiko si remaja itu jadi gak dilahirkan? well, film ini sedari awal memang gak berencana untuk jadi ilmiah. I mean, hot tub time machine? judulnya saja sangat bodoh. tapi dengan genre komedi, HTTM lumayan mengobati kerinduan pada masa-masa dimana MJ masih berkulit hitam, Poison masih digilai remaja, dan iklan MTV masih menampilkan David Bowie ice skating. tapi ya udah, selesai film kita sibuk lagi dengan kehidupan, gak menyisakan kenangan-kenangan lain untuk dibahas.
 

verdict: 5/10

Across The Universe (2007)
ugh, jarang ada film musikal yang membuat saya terpesona, selain Sweeney Todd. pasti gara-gara The Beatles-nya deh. saya berusaha melupakan perkataan teman saya yang memperingatkan kalau film ini sangat High School Musical, dan bener kan, gile aja loh bandingin ATU dengan HSM. kayak bandingin Fawad Khan dengan arab Atrium Senen dong, sama-sama arab tapi kan beda kasta. ceritanya biasa banget, cinta-cintaan gitu doang, karakter-karakternya juga kurang tergali, suara para aktor gak bagus-bagus amat, tapi visualisasi dan kemunculan setiap lagu terasa begitu pas. belum lagi Jim Sturgess ngomong pake logat Scouse dan punya poster This is Anfield di kamar, hmmm, oke itu memang kurang penting, tapi detil-detil lain sehubungan dengan The Beatles dimasukin juga. LSD, perang Vietnam, Max's silver hammer, yeah, walaupun itu tidak terlalu membantu plot cerita yang kurang kuat, serasa seperti terjemahan biasa dari lagu-lagu The Beatles. ngomong-ngomong, lagu cinta paling syahdu sepanjang hayat, Something, kalau dinyanyiin di momen yang bener (dan bukannya di inul vizta, oleh saya pula) emang jadi berkali-kali lipat lebih memukau ya?
 

verdict: as nonBeatlemania 6.5/10, as Beatlemania (and George Harrison-mania and Liverpudlian as well) 8/10

The Crazies (2010)
tadinya saya dan teman-teman berencana nonton film horor yang ada setan-setannya gitu lo, turns out ini film gak ada setannya sama sekali. humph, agak kecewa. eh, kembali ke reviu, film ini tentang perubahan yang terjadi pada penduduk sebuah kota kecil yang tadinya damai-damai saja tiba-tiba jadi pada kehilangan akal sehat, cenderung ingin membunuh dan menghancurkan. agak kurang greget in some ways, tapi sebagai sebuah film horor, tidak adanya karakter yang gengges harus diacungi jempol. ngomong-ngomong, yang jadi wakil sheriff di film ini (Joe Anderson) ternyata orang yang sama dengan yang jadi Max di Across The Universe. hihihi, ganteng lo ternyata.

verdict: 6.5/10

hmm, keliatannya ada 2-3 film lagi yang kemaren saya tonton, tapi saya lupa judulnya. selamat berakhir pekan, masi ada film-film lain menunggu di kosan.

Rabu, 10 November 2010

In The Name of God (2007)

Diposting oleh anindita di 15.48 4 komentar
Beberapa hari yang lalu saya nonton film ini di bioskop terdekat. Iyah, baru muncul sekarang. Judul aslinya Khuda Kay Liye, film Pakistan dan sempat ditayangkan di Jiffest tahun 2008. Saya gak ada ekspektasi apapun sebelum nonton ini, sekedar mencari hiburan, tapi teman saya ada yang berkata kalau film ini dapat sambutan cukup bagus. Oh well, akan saya bahas deh, berkesan juga soalnya.



Film ini mengisahkan kehidupan 3 orang. Mansoor (Shaan) dan Sarmad (Fawad Khan) yang merupakan 2 bersaudara penyanyi yang tinggal di Lahore, dan Mary (Iman Ali), seorang mahasiswi keturunan Pakistan yang tinggal dan dibesarkan di Inggris, dan ternyata masih sepupu dengan mereka. Masalah berawal ketika ayah Mary yang asli Pakistan dipergunjingkan di komunitasnya lantaran anaknya pacaran dengan pria Inggris. Dia sendiri tinggal serumah dengan wanita yang belum ia nikahi, tapi di sisi lain ia turut khawatir kalau pernikahan anaknya nanti akan menghasilkan keturunan non-Muslim. Sementara di Lahore, tepat ketika Mansoor dan Sarmad latihan untuk konser Tahun Baru, panggung mereka diserbu sekelompok Muslim garis keras (yea, kinda resembles FPI). Kedua hal inilah yang akhirnya mengubah kehidupan mereka sekaligus menjadi jalan utama cerita. Sarmad yang bisa dibilang masih ABG labil, penasaran dan berkenalan dengan seorang aktivis Islam senior di sebuah masjid (sebutannya Pak Kiai gitu di Indonesia). Ia kemudian menumbuhkan jambang, berhenti menyanyi, berhenti mengenakan jeans, menyuruh ibunya menutupi seluruh tubuh, ikut dalam kegiatan vandalisme, sampai ikut terlibat dalam latihan perang jihad di Afghanistan. Mary sendiri dijodohkan paksa dengan Sarmad semata-mata agar ia tidak menikahi pacarnya, sedangkan Mansoor yang lebih moderat, mengejar cita-citanya sekolah musik di AS, menikahi gadis lokal, dan berujung pada dituduhnya ia sebagai salah satu aktor di balik serangan 9/11.


Durasi film ini cukup panjang dan agak terasa lambat kadang-kadang, tapi banyak hal yang saya rasa bisa dipelajari. Sekali lagi kita dipertontonkan dengan tipikal AS, menuduh Islam dan penganutnya seenak hati, terutama setelah tragedi 9/11. Tapi di lain pihak, penganutnya juga dipertanyakan, sekuat apa kita dalam menganut agama? Mansoor jelas membela agamanya, ia mengutip serangan-serangan terhadap umat Islam yang seolah dibiarkan pihak lain, tapi ia tidak mampu menunjukkan kecintaannya lebih jauh. Ada adegan dimana si investigator menunjukkan kalimat Al Quran yang diselipkan ibunya dalam bandul kalung Mansoor. Mansoor tidak tahu apa makna kalimat itu meskipun ia bisa membacanya, dan si investigator pun bertanya "Bagaimana bisa kamu mempelajari suatu bahasa tapi tidak tahu artinya? Apa gunanya?"


Hal lain tentang Sarmad juga cukup berkesan. Ah, selain tentang betapa gantengnya si Fawad Khan yang memerankannya lo (saya selalu tersipu-sipu setiap kali dia muncul. guanteeenggg! apalagi pas udah brewokan!). Sutradara Shoaib Mansoor dengan jeli menanamkan pemahaman bahwa agama tidak hanya diserang dari luar, tapi juga dari dalam. Bukannya banyak pemuda seperti Sarmad (walaupun tidak semuanya ganteng)? Dicekoki pemikiran-pemikiran tertentu oleh orang yang diharapkan jadi panutan. Benar atau tidak perbuatan dia kita tidak tahu pasti, tapi yang mereka lakukan kadang meresahkan umatnya sendiri. Kemudian tentang peranan orang tua, dimana gak mungkin dong kita menuntut anak kita jadi muslim yang baik kalau kita bahkan tidak mendidiknya sesuai ajaran agama? Interpretasi ayat-ayat dalam kitab suci ini jadi tonggak cerita, dimana beberapa pihak membenarkan kekerasan dan pemaksaan, dan ada juga yang beranggapan "ah gak gitu juga gak papa kok". Well, kasus-kasus yang menarik menurut saya, cukup mencerahkan dan terasa orisinil tanpa kesan menggurui. Film ini menyerahkan keputusan di tangan kita dan tidak membuat misleading.

Fawad Khan yang ganteng.. Susah nyari foto yang dari arah depan..

Verdict: akting 7/10, storyline 8.5/10, ide 9/10. Agak sulit menemukan film Islam yang tidak berlebihan (i'm looking at you, film yang syuting di Mesir asli)

Rabu, 27 Oktober 2010

Joe Strummer & The Mescaleros

Diposting oleh anindita di 15.50 0 komentar
i'm trying to post some random songs, artists, albums, or fascinating quotes that pop into my head regularly. just for the sake of killing my boredom actually, i can't think of any other way since there's nothing really worth to share.

well, my first try is Joe Strummer and The Mescaleros. have you heard of it? or maybe, only the first name? yeah, he was the vocalist of The Clash. it has disbanded though, in 1986, and in 2002 he died, a year before his final album Streetcore being released. The Mescaleros itself is a backing band due to his solo project.


slightly remind you of The Clash, by the way (alright, they have the same vocalist). but i read one reviewer said that this is probably what The Clash would sound like if only they still existed. i mean, Joe Strummer (solo)'s album still blends the same formula: reggae, punk, rock, folk, world music, etc. and is sung by his mellow rasp of a voice. and the lyrics, still fascinates me as usual. he never tried to write things simply or be pleonastic. he writes like it is, reflects English urban culture, his working class background, politics and social issues, remarks his opinion, and all of them ends up shortly amusing.

Bhindi Bhagee, one example, tells about London's cultural diversity. "Welcome stranger to the humble neighborhoods, you can get inspiration along the highroad" .
Tony Adams, is about.. err..Tony Adams? (Arsenal legendary defender FYI, although Strummer is a Blues fan).
Shakhtar Donetsk, one of my favorite track, is about the journey of a Macedonian who had the wooly scarf of Shakhtar wrung around his neck.
Minstrel Boy, a closing track of Black Hawk Down movie, derived from an Irish patriotic song with some changes in lyrics (I suppose, i don't know the original one). yes, it's about a warrior and his battle, and the track is almost 15-18 minutes long, more instrumental.
Ramshackle Day Parade, also my favorite one, a moving 9/11 tribute, one of the soundtracks of The Diving Bell and The Butterfly (you should watch the movies, really, it could bring you to tears).

and maybe, you can start by listening to his version of Bob Marley's classic, Redemption Song. a very poignant one, the voice, the rendition, and also the fact that it is released after his death.
LISTEN HERE.

oh, should i remind you, one of the lengthy tributes after his death, at the Newcastle-Liverpool match at St James's Park on Boxing Day, before a crowd of 52,000 football fans, a minute's silence was held before kick-off..

Jumat, 23 Juli 2010

My Favorite Albums

Diposting oleh anindita di 18.49 3 komentar
25. The Piper At The Gates of Down - Pink Floyd (1967)
dulu saya pernah dengerin radio yang sedang membahas musik-musik tahun 1960-an. kebetulan album ini dibahas. entah apa deh kata mereka, saya terlalu kecil untuk ngerti istilah-istilah yang mereka omongin, cuman pada saat itulah saya pertama kali terekspos sama musik psikedelik. nah di album pertama Pink Floyd mereka mainin musik tersebut, bukan progresif rock kayak sekarang. kebanyakan lagu di sini didominasi instrumentalia yang lumayan bikin saya bertanya-tanya "suara apa sih ini?", tapi yah menurut saya musik-musik begini emang seperti itulah, gak perlu masuk akal tapi seolah-olah memberikan efek terhalusinasi dan membuatmu high..calories in my case. enak sekali mendengarkannya sebelum tidur.
Fave tracks: See Emily Play, Lucifer Sam, Flaming

24. Celebrity - N'Sync (2001)
kontras sekali yak sama album di atas, hihihi. tapi bohong banget kalo kamu hidup di jaman 1990-2000an tanpa mengidolakan satu pun boyband yang ada saat itu. jadi kan ada 2 aliran boyband tuh, mellow dan dance, dan menurut saya cuma N'Sync yang bisa melakukan keduanya dengan baik sekali. kebanyakan boyband eropa kalo nyanyi lagu ballad kesannya menye-menye sekali, sementara N'Sync terdengar pas banget, masi ada macho-machonya. apalagi koreografi dance mereka menarik hati dan sangat menggoda untuk ditiru.
Fave tracks: Gone, Falling, Tell Me Tell Me Baby

23. Ten - Pearl Jam (1991)
butuh waktu lama buat saya untuk tau kalo ini album yang bagus. kalo ga salah saya baru denger pas uda masuk jaman Riot Act, jadinya saya kira pearl jam sejenis band-band post-grunge lainnya, hahaha. tapi kayak perbedaan barang ori dan bajakan, pearl jam jauh dan jauh banget kualitasnya dibanding yang lain. i don't know how to describe it using any musical references, but somehow that's what differentiates them from the others, they know how to put emotions into songs and sound it as it is.
Fave tracks: Black, Even Flow, Jeremy

22. The Datsuns - The Datsuns (2002)
baru tau band ini sekitar tahun 2009-an, tepatnya di album Headstunts yang ternyata album keempat mereka. ha! kadang-kadang saya menarik kesimpulan seenaknya kalau album keempat dari sebuah band rata-rata berkualitas baik, trus baru deh saya mencari album pertamanya. eh ternyata bagusan ini malah. mungkin kedengaran setipe dengan The Hives dan temen-temennya, tapi The Datsuns terdengar lebih ringan dan ceria.
Fave tracks: MF From Hell, Harmonic Generator, In Love, Sittin' Pretty

21. Deja Entendu - Brand New (2003)
kalo saya boleh menggunakan istilah 'emo' saat ini, saya ingin menggunakannya sebagai 'brand new adalah band emo yang bagus, lyrically dan musically'. mereka keluar barengan dengan band-band kayak taking back sunday, finch, matchbook romance, dashboard confessional, senses fail, dll sehingga seolah-olah setipe, tapi cuma brand new yang meninggalkan kesan lebih dalam. kalo disejajarkan dengan film, mereka adalah film-filmnya drew barrymore dan brand new adalah film dramanya james mcavoy (meski tanpa personel ganteng).  kebanyakan lagunya kalem meskipun ada beberapa lagu yang punya scream di sana-sini, tapi saya rasa gak mengurangi esensi emosional lagunya sendiri.. and have i mentioned 'emo' before?
Fave tracks: Sic Transit Gloria, The Quiet Things, The Boy Who Blocked His Own Shot

20. The Wall - Pink Floyd (1979)
pertama kalinya saya tau yang namanya concept album ya di album ini, gak lama sebelum American Idiot rilis, so I wondered why my friends were all surprised on the storyline and characters thingy in making music. I don't really get their 3 (or maybe 4?) previous concept albums, hence I regard this one is a lot better. Dan waktu denger album ini kaget juga karena saya taunya aliran Pink Floyd itu kan gak gini. Tapi ternyata The Wall bagus banget. Simply classic. Ada 4 side di album ini (yep, double albums) yang mewakili storyline masing-masing, dan favorit saya ada di side ketiga.
Fave tracks: Hey You, Comfortably Numb, Happiest Days of Our Lives
19. The Best of L'Arc~en~Ciel 1998-2000 - L'Arc~en~Ciel (2003)
Laruku punya beberapa album kompilasi dan album ini yang menurut saya paling enak didenger. I was like adoring them back then, sebelum kemudian selera saya berganti. they're playing something like Japanese alternative rock, sometimes blend pop and progressive but still got catchy tunes. that's why they have massive fans out there. I think most people who are into Japanese music will catch this one, just my opinion.
Fave tracks: Pieces, Finale, Kasou

18. The Used - The Used (2002)
just another post-hardcore/screamo band, really, tanpa ada penjelasan panjang lebar. saya juga ga peduli orang mau bilang band ini ga bagus-bagus amat, hahah. i just find all of their tracks mostly enjoyable and catchy, dan memang sih suara vokalisnya kadang-kadang terasa mengganggu tapi albumnya masih bisa dinikmati ketika kita sedang depresi dan butuh hiburan instan tanpa harus diributkan soal kualitas. lagian, ketika kamu sedang berada di tempat karaoke, selain lagu-lagu ala diva kan emang paling enak nyanyi lagu model begini, tidak perlu mengatur nada yang njelimet, cukup siapkan napas yang panjang untuk teriak sepuasnya.
Fave tracks: Poetic Tragedy, Bulimic, Taste of Ink

17. Siren Song of the Counter Culture - Rise Against (2004)
kalo saya bisa memilih satu album untuk ber-headbanging, saya akan pilih album ini. kesemuanya benar-benar bernuansa seperti itu. i don't know much about themes of their lyrics, tapi mengingat personil band ini semuanya vegetarian, straight edge, dan suporter PETA, how much do you need to know? tapi emang agak aneh mendengarkan band seperti ini menyanyikan lagu-lagu bertemakan romantisme, ada beberapa lagu disini yang seperti itu dan terasa janggal di kuping saya. lagu yang saya tau klipnya cuma Give It All, itupun gara-gara ada di inul vizta. what i mean is, it's interesting to know how they depict the nighttime revolt led by white collar workers, saya jadi gak merasa bersalah karena bersimpati pada Anti-Flag.
Fave tracks: Dancing For Rain, Give It All, Paper Wings

16. So Long Astoria - The Ataris (2003)
tau band ini sejak lagu Boys of Summer, dan langsung suka. jadi gak tega pas tau kalo mereka benci banget lagu itu. bisa dibilang saya baru dengerin keseluruhan album ini tak lama sebelum *cough* menonton konsernya *cough* (saya suka menekankan frase ini pada seseorang) taun 2009 kemaren. ha! i would really adore this band if only i had been introduced to them years ago. i mean, i could imagine myself doing that, in school uniforms, ngejar-ngejar Kris Roe di Bandung dan ngajak foto bareng. kyaaa, aneh rasanya kalo dia tau saya (hampir) PNS saat melakukannya.
Fave tracks: Summer '79, My Reply, In This Diary

15. MTV Unplugged in New York - Nirvana (1994)
salah satu hal yang patut dikagumi dari Nirvana adalah totalitas mereka dalam bermusik dan keengganan mereka mengikuti selera pasar. di acara MTV Unplugged aja mereka ogah nampilin versi akustik lagu-lagu yang udah populer. sebaliknya, mereka malah mainin track-track yang less known di album mereka plus beberapa cover songs dari artis yang less known juga (kecuali David Bowie). dan hasilnya, one of the best unplugged recordings of the world. saya mendengarkan lagu-lagu di sini lebih dulu ketimbang versi aslinya, dan itu semakin menguatkan pendapat umum kalo Nirvana emang band yang luar biasa.
Fave tracks: Jesus Doesn't Want Me For A Sunbeam, Where Did You Sleep At Night, The Man Who Sold The World

14. Dying To Say This To You - The Sounds (2006)
satu-satunya band bervokalis cewek di daftar saya. sorry Hayley Williams, I'm not that into you. the sounds ini musiknya tipikal new wave asal swedia yang danceable, dengan template muka vokalis persis karakter antagonis di sinetron-sinetron. cocok didengarkan di kamar sambil ajojing karena kamu ogah ke diskotik. yea, that's my only reason.
Fave tracks: Painted By Numbers, Tony The Beat, Night After Night

13. Diorama - Silverchair (2002)
mungkin satu-satunya alasan masuk akal kenapa saya bisa suka sama album ini selain karena melodinya sangat menenangkan hati adalah karena.. kapan lagi bisa dengerin Daniel Johns nyanyi dengan clean voice sepanjang album sambil main piano? woooh, merinding keenakan. apalagi ini album terakhir kali dia terlihat ganteng. komplit sekali, seharusnya dia aja yang jadi edward cullen. ballad My Favourite Thing adalah salah satu favorit saya, dan lagunya berjuta kali lebih syahdu di versi akustik.
Fave tracks: My Favourite Thing, Without You, The Greatest View

12. New Wave - Against Me! (2007)
kalo ga salah ini adalah album pertama mereka di bawah naungan major label, tapi secara keseluruhan adalah album ke-4. maybe for any real punkers out there, this is what they call "selling out", you make music like this in a cleaner, smoother version to embrace more fans. orang emang suka cerewet kalo band yang tadinya agak hardcore jadi begini, tapi namanya band kan emang harus maju toh, gak masalah asal kualitas albumnya justru semakin bagus. New Wave is still exceptionally brilliant. masih dengan nada-nada dan konten protes yang sama, cuma kali ini lebih rapi dan sederhana. sedikit mengingatkan dengan rise against, tapi yang ini lebih ke arah folk punk.
Fave tracks: Up The Cuts, White People For Peace, Trash Unreal, New Wave

11. Streetcore - Joe Strummer & The Mescaleros (2003)
dulu saya pernah denger sebuah lagu yang menurut saya bagus di radio waktu kuliah, dan penyiarnya bilang soal Joe Strummer yang meninggal setahun sebelumnya. i had no idea who he was before, apalagi tau judul lagu itu. beberapa bulan lalu saya nonton film The Diving Bell and The Butterfly dan ternyata lagu ini muncul di sontrek, judulnya Ramshackle Day Parade dan akhirnya saya mulai nyari album ini. mengingat ini dirilis setelah Strummer meninggal, keliatan sekali kalo materinya sebenarnya belum selesai, beberapa terasa banget kalo masih berupa first take di studio, dan "midnight jam" malah belom ada liriknya. lagu Redemption Song konon malah tanpa iringan The Mescaleros, direkam sendirian, dan menurut saya cukup bisa dibandingkan dengan versi asli. selain itu, i can't help but shed a tear kalo inget Strummer uda meninggal pas denger dia nyanyi seperti ini, dengan energi dan suara yang masih sama seperti masi muda, dan lirik yang menggambarkan semangatnya pula.
Fave tracks: Ramshackle Day Parade, Coma Girl, Burnin' Streets, Redemption Song

10. Curtain Call - Eminem (2005)
yo, bukan sekali ini kan saya masukin album Greatest Hits ke daftar. Eminem adalah satu-satunya artis hip hop yang saya dengerin, well, seperti biasa saya tertarik sama lirik-lirik yang bagus dan mendalam, dan bandingkan dengan artis hip hop lain yang liriknya kebanyakan seputaran kehidupan mewah, cewek, dan sejenisnya. gak semua begitu sih, Kanye West juga liriknya bagus, tapi kayaknya emang Eminem doang yang masuk ke kuping. sayang sekali seiring waktu karya-karya dia udah ga seperti ini lagi.
Fave tracks: Lose Yourself, Without Me, Like Toy Soldiers, Mockingbird

9. Kollected: The Best Of - Kula Shaker (2002)
there's a moment in my life when I was so infatuated with psychedelic thingy. nah, yang berasal dari generasi tahun 90-an dan saya anggap paling keren cuma Kula Shaker. saya gak suka sama musik India, tapi entah kenapa harus ada pengecualian khusus buat band ini. lagipula psikedelik dan sound India kan emang berhubungan toh? album K adalah album mereka yang paling bagus, nomor dua adalah Pilgrim's Progress dan Strangefolk. oh, Kollected dimasukin karena lebih banyak single yang saya suka di album ini ketimbang dua album tadi.
Fave tracks: Tattva, Grateful When You're Dead, Hush, Drop In The Sea

8. For Blood and Empire - Anti-Flag (2006)
this album is blatantly emotional, deliberately criticizing their nation's policy, mengkampanyekan paham-paham anti-korporasi, anti-kapitalisme, dan judul-judul lagu di sini kurang vulgar apa dengan "The WTO Kills Farmers", "Confessions of an Economic Hitman", ""Depleted Uranium is a War Crime", sampai lirik semacam "1 trillion dollars in Africa, Iraq..1 trillion dollars and it's never coming back..". weks..untung album ini gak di-ban sama kantor saya, hahah. dari segi musikalitas, bagi saya yang gak punya keterampilan bermusik sama sekali ini, kayaknya mereka gak bisa dibilang bagus-bagus amat. tapi kalo dari muatan moral dan pesan yang ingin disampaikan, they do it very well. how many of you has ever heard bands saying things like "we want to spread messages and create an awareness" instead of "we just want to have fun" upon being asked about why they make music?
Fave Tracks: This is The End (For You My Friend), The Press Corpse, 1 Trillion Dollar$

7. Neon Ballroom - Silverchair (1999)
Diorama mungkin album yang sangat menenangkan, tapi entah kenapa saya lebih suka mendengar Daniel Johns menyanyi dengan suara macho. apa sih istilah musikalnya buat suara yang diserak-serakkan ala Kurt Cobain? growl? yah meskipun pada awalnya mereka emang dicap pengekor Nirvana tapi they were very young back then, termaafkan (cowok cakep selalu dimaafkan). disini juga ada lagu dimana Johnsy menyanyi dengan lembut, mendayu-dayu, dan bahkan bisa membuat gadis manapun ingin menghibur dan memeluknya setiap kali mendengar dia menceritakan penderitaannya dengan anoreksia. keliatannya di jaman ini anoreksia dia sudah mulai mengerikan.
Fave tracks: Ana's Song, Anthem for the Year 2000, Spawn Again

6. Absolution - Muse (2003)
mungkin bagi orang bukan ini yang paling bagus, tapi album inilah yang paling saya sukai, dan rasa-rasanya hampir semua lagu di sini saya suka. cuma Muse band yang saya anggap bisa melakukan sesuatu seradikal mungkin di tiap albumnya tanpa dibilang aneh, bodoh, atau jelek. kalau secara personal menurut saya tentu Jack White. keliatannya sejak dengerin album ini deh saya mulai punya perspektif musik yang lebih baik dan mengikuti perkembangan zaman, jadi makna album ini terasa lebih personal.
Fave tracks: Stockholm Syndrome, Falling Away With You, Hysteria, Sing for Absolution

5. Nevermind - Nirvana (1991)
do I really have to state why? gak perlu kan ya? you don't have to be one of those cool kids, one of those hardline kids, in fact, you don't have to be part of any scenes to know that there's something that's damn worth listening here. it's been already a cultural legacy of music industry! kadang-kadang ada bagusnya Cobain mati duluan, kalo dia masih hidup masih ada kemungkinan album-album berikutnya jadi jelek, atau dia tiba-tiba sangat sell-out, dan namanya pun ga akan melegenda seperti sekarang. lagu-lagu di album ini semuanya sangat bagus, sayang banget kalo ada yang cuma tau smells like whatever itu doang.
Fave tracks: Polly, In Bloom, On a Plain, Lithium

4. Never Mind The Bollocks - Sex Pistols (1977)
album ini penuh kemarahan, protes, anarkisme, pesimis, kebencian..buset, album ini auranya negatif semua malah. dan untuk menggambarkan betapa berpengaruhnya album ini, saya rasa setiap orang yang dengerin lagu-lagu mereka jadi gatal untuk berdiri di atas meja, membanting sesuatu ke lantai dan meneriakkan "i wanna be anarchyyy" ke depan bosnya..err..atau guru kelasnya. paling gak itulah yang terjadi kalo kamu sudah terekspos dengan sex pistols sejak kecil.
Fave tracks: God Save The Queen, Pretty Vacant, EMI

3. Whatever People Say I Am, That's What I'm Not - Arctic Monkeys (2006)
i remember when i went into store in Malang and they played I Bet You Look Good On The Dancefloor very loud and i asked one of the employees "who sings this?". after that, i came home, grabbed my wallet and went to the nearest internet cafe to download the album! yea, that soon. jaman itu dimana playlist saya masih didominasi band-band mal emo, menemukan alex turner terasa seperti minum pocari sweat abis olahraga, jadi bersemangat lagi. sisi lain yang saya suka dari album ini adalah liriknya. ga tau kenapa, tapi saya suka sekali cara dia menulis, it's like he was experiencing or seeing something and writing it right at the moment.
Fave tracks: The View From The Afternoon, When The Sun Goes Down, A Certain Romance, Riot Van

2. Chuck - Sum 41 (2004)
saya tidak bisa tidak mencantumkan sum 41, apalagi mereka adalah band yang mengisi hari-hari saya sejak SMP sampe kuliah. kalo kamu membaca keseluruhan daftar yang saya buat pasti kamu mendengus sambil bilang "ababil banget!", tapi saya baru menjalani 18 tahun kehidupan kan, maksud saya semua ini tentu saja sesuai dengan perkembangan umur dan intelegensia saya dalam mencerna (ngeles tingkat tinggi). saya juga suka album-album sum 41 sebelum ini, tapi Chuck benar-benar berbeda, lebih matang, lebih rapi, dan liriknya sudah tidak terdengar seperti ABG-ABG yang masih mengeluhkan kehidupan sosial yang menyedihkan. mereka sudah tumbuh besar dan mulai menonton berita. apa lagi? they are my childhood heroes! i really wanna be like them when i was a kid.
Fave tracks: Open Your Eyes, There's No Solution, We're All To Blame

1. Elephant - The White Stripes (2003)
entah kenapa saya menaroh White Blood Cells di part sebelumnya, sementara Elephant di sini. I mean, they're both total awesomeee! seharusnya tidak ada perbedaan ranking sedemikian jauh diantara keduanya! ngomong-ngomong, Elephant adalah album terbaik dari semua album keren The White Stripes. dengan 2 personil saja, apa yang kamu pikir bakal bisa dilakukan? tapi itulah kehebatan Jack White, he's a pure genius, I can't imagine what he was thinking when he decided to create such tunes and sounds and reffs on his every bands: the dead weather, the white stripes, the racounters, even produced loretta lynn's album. tepat ketika saya masi terpesona dengan white blood cells, album ini rilis dan saya tetap terperangah. keren tapi dalam skala yang berbeda, konteks yang lebih berat, dan gaya yang lebih dewasa. ada lagu seperti Seven Nation Army dengan intro dari gitar (gitar! hampir kaget) dan reff yang nendang, minimalis kayak I Just Don't Know What To Do, Black Math yang riuh.. brilliant work, Mr White!
Fave tracks: Seven Nation Army, Hardest Button to Button, Black Math, I Just Don't Know What To Do

Kamis, 14 Januari 2010

My Top Movies of 2009

Diposting oleh anindita di 18.22 1 komentar
tahun 2009 kemaren, saya sering banget ke bioskop. hehehe, jadi saya tiba-tiba aja berkeinginan untuk menuliskan list film-film yang paling saya sukai di sepanjang tahun lalu. dan ini bukan berdasarkan peringkat, cuman sesuai yang diinget aja. here we go..

1. AVATAR

Sebenarnya sih cerita film ini gak bagus-bagus amat. Sama kek Titanic yang bisa jadi skripnya cuman dari anak klub film di SMA. Tapi visual effectsnya memukau bener gitu lohh, faktor yang berkesan dari Avatar adalah bikinnya bener-bener niat. Dibilang film termahal sepanjang sejarah, ya kita tau sendiri duitnya lari kemana aja, dan hasilnya emang cakep. Dari segi akting, sedari awal nonton saya gak berekspektasi bakalan gimana..biasanya film-film yang menonjolkan visual effect punya kesan pemeran utama bisa dimainkan aktor siapa saja. Nah, nilai plus di film ini adalah dia memajang Sam Worthington. Menarik bukan??(pembaca menelan ludah). Apalagi film ini memperlihatkan perkembangan fisik Worthington selama berbulan-bulan di planet lain seperti facial hair dan rambut yang otomatis membuat saya bingung harus memilih di adegan dan bentuk wajah seperti apa Worthington keliatan paling cakep.


2. (500) Days of Summer
 Jarang sekali saya menyukai suatu film dari genre romantis, tapi somehow ketika menonton film ini saya merasakan korelasi dengan tokoh Summer Finn. Labil, suka bersenang-senang, tidak mencari komitmen tapi butuh kasih sayang, xixixixi. Proses editing yang menarik dalam film ini membuat kita gak kehilangan trek dalam menyusuri 500 hari dalam kehidupan Tom sejak ia bertemu Summer sampai dia berhasil move on. Very lovely. Oh iya, ketimbang menyebutnya sebagai film romantis rasa-rasanya ini lebih pantes disebut film coming-of-age. Moving on is the hardest part, but so is finding true love.

3. The Damned United
Review is in another post! Hahahaha.

4. Watchmen
Saya suka banget sama ambience dan sinematografi film ini, mulai dari opening credit yang super keren, adegan funeral yang diiringi lagunya simon & garfunkel, tone warna yang suram, sampai karakterisasi yang jauh dari kesan superhero kebanyakan. Mereka adalah manusia biasa, dengan kemampuan berbeda-beda tanpa sumber daya asing. They're almost real, kecuali Dr. Manhattan tentunya, tapi saya menangkap esensi tokoh ini, dia menggambarkan keberadaan orang-orang yang didewakan karena kecerdasan atau kekuasaannya yang luar biasa. Lagian, mengingat ending dan sosok villain yang unpredictable (tapi endingnya sangat bagusss, saya terpukau), film ini tergolong berat untuk ukuran film superhero. Penuh muatan filosofis dan nudisme. Durasinya juga agak lama, dan hampir membosankan di tengah-tengah. Ngomong-ngomong, adegan dewasa di film ini terlalu lama deh menurut saya, toh gak memberikan dampak berarti kalo gak ditayangkan.


5. Zombieland
Hello, ini sudah tahun 2009 dan masi ada film tentang zombie? Eh tapi kalau bukan karena trailernya yang keliatan kocak mengenai strategi menghadapi zombie saya juga gak bakal kepikir nonton film ini, apalagi waktu itu udah midnight hihihi. Dan ternyata filmnya gak mengecewakan, hilarious and unexpectedly funny.

6. Garuda Di Dadaku
 Ini film yang sangat lovable. Jarang-jarang ada film Indonesia yang penyampaiannya gak menggurui dan dialognya gak kesinetron-sinetronan meskipun udah bawa tema yang bagus. Tapi tetep aneh ngeliatin si kakek nyuruh cucunya les melukis dan drum dan gak bolehin sepak bola dengan alasan "itu gak menjamin masa depan kamu". Huwooo, kalo menurut saya melukis dan jadi drummer itu posisinya setara lo kek dalam hal ketidakpastian masa depan, main bola masi mending dah, bisa nyambi ngartis pula. Saran temen saya, coba premis filmnya diubah menjadi si kakek memaksa cucunya sekolah kedinasan dan menjadi PNS, lebih real sepertinya.

7. Whip It
Hey, who knows that a movie as cute as this one is directed by Drew Barrymore? Another best coming-of-age flick of the year, dengan munculnya bintang tamu mas Landon Pigg yang luar biasa luncang sebagai pacar si tokoh utama. Agak berbau female empowerment kata orang, tapi peduli setan yak, orang-orang suka membeda-bedakan genre berdasarkan tema gender deh. Habis nonton film ini saya jadi pingin bisa main sepatu roda..kalo cuma gedebak gedebuk fisik mah saya natural, hihi.

8. Inglourious Basterds
Cerita apa yang kamu harap dari film yang spellingnya aja ngaco gini? Mereka menulis ulang sejarah dengan ngaco - Hitler seenaknya diledakkan di dalam gedung bioskop. Namun selain sutradara kenamaan semacam Tarantino, yang paling mencuri perhatian adalah Hans Landa (dan sampai sekarang si aktor selalu saya identifikasi dengan nama ini), the Jew Hunter nan bengis yang suka minum susu dan diperankan dengan amat sangat brilian sekali sampai kamu lupa kalau ada Brad Pitt di frame yang sama. Brad Pitt who?? I don't fancy him but I must say that he's so good at picking movies. Every film he's starred in is unbelievably brills.





























Selasa, 08 Desember 2009

THE DAMNED UNITED (2009)

Diposting oleh anindita di 16.50 4 komentar

Rating:★★★★
Category:Movies
Genre: Sports

Saya suka sekali kalo ada acara festival film. Soalnya, you can find any interesting movies outside Hollywood, and just so you know I disrespect many of Hollywood movies nowadays because their lack of creativityI mean, they're monotonous.
Nah, waktu pertama denger Jiffest tahun ini (2009), langsung saya liat sinopsis-sinopsis film yang bakal ditayangkan. Daaan, I spotted my eyes on this movie, for one good reason that this one is about footballSo here we go, I'll tell you what it's like.

First thing first, The Damned United is a semi-fictionalized account of Brian Clough, the greatest British manager England national team NEVER had. Dan film ini bukan menceritakan soal kebesaran Mr. Clough. Film ini berpusat ke kehidupannya saat ditunjuk jadi pelatih Leeds United, klub nomor satu di Inggris saat itu, yang cuma berlangsung selama 44 hari.

Film dibuka dengan adegan konferensi pers tahun 1974 dimana Don Revie mengatakan bahwa ia akan menjadi pelatih timnas Inggris, meninggalkan klub yang sudah lama ia latih dan ia bentuk jadi tim superior di Inggris. Yeah, it's Leeds United. Terus berlanjut ke sebuah acara talkshow di televisi dimana Brian Clough (Michael Sheen) hadir dan menyatakan kesediaan dan rencana-rencananya sebagai pelatih Leeds yang baru. Cerita kemudian mundur ke six years earlier..saat itu Clough masih jadi pelatih rookie di Derby County, ditemani asisten manajer sekaligus sahabatnya, Peter Taylor (Timothy Spall; Peter Pettigrew, remember?). Ini bagian yang menarik, soalnya di sinilah kita tau awal dari kebencian Clough kepada Leeds dan pelatih Don Revie. Jadi waktu itu, Derby yang masi struggling di dasar klasemen divisi 2 (ato divisi 1 kalo pake sistem Liga Premier) dalam pengundian Piala FA dipertemukan dengan Leeds. Clough girang banget. Don Revie yang pelatih hebat rupanya satu kampung dengannya di Middlesborough. So, dia berupaya agar everything in Derby homebase is perfect. Mulai dari nyiramin rumput stadion, bersihin bak mandi, sampai menaruh jeruk di atas handuk kamar ganti (he did some of it himself).

Dan di hari H, rupanya Don Revie nyuekin dia. Revie bahkan gak datang ke ruang kerja Clough, as he expected. Bahkan sehabis pertandingan, Revie malah menyalami Peter Taylor, not him, meskipun pada saat itu si Clough memang sedang menyalakan rokok. Alhasil Clough jadi tersinggung berat, apalagi the whole world knows Don Revie adalah tipe manajer yang akan melacak betul-betul tim-tim yang akan mereka hadapi. Seterusnya, Clough mengejar apapun yang dilakukan Revie. He tried the best for his team, caranya melatih memaksimalkan gabung pemain-pemain muda yang relatively unknown, pemain senior, dan pemain veteran yang keliatan seperti diujung karir (does it remind you of Sir Alex?). Di film ini juga, pertandingan melawan Leeds diperlihatkan kurang lebih 4 kali. Ato lebih ya? Lupa juga. Well, ini buat nunjukin bahwa bagi Clough, ga ada yang lebih penting selain menang lawan Leeds. And it still reminds me of Sir Alex, yang di awal karirnya ngelatih MU cuma bertekad untuk menggeser dominasi Liverpool. That's exactly what Clough did, dan hasilnya Derby berhasil promosi ke divisi 1 sebagai juara divisi 2, lalu 2 musim berikutnya mereka menjuarainya!

Tapi kemudian, terjadi konflik antara Clough dengan dewan direksi klub. Ia lalu dipecat, dan during this time, he got offer from Leeds. Peter Taylor jelas gak setuju karena hal ini bertentangan dengan tekad mereka di awal. Tapi Clough gak peduli, he thought that this could be his chance to show them how good he is. Mereka bertengkar dan akhirnya berpisah sebagai partner.


You can conclude the rest then. Clough akhirnya melatih Leeds dan dia dipecat 44 hari kemudian. But the story is more enchanting than what I have told you. Seriously, if you are a football fan, you gotta watch this one. Last time I checked Rotten Tomatoes they rated this movie 91% certified fresh.
Well, I know there are some people talking about inaccurate history, but I'm just talking about their story telling and cinematography. One of the best football movie I've ever known - I don't like Goal trilogy if you ask.

Senin, 17 November 2008

TWILIGHT

Diposting oleh anindita di 12.31 5 komentar

Rating:★★
Category:Books
Genre: Teens
Author:Stephenie Meyers
Well, sejujurnya bisa dibilang buku ini gak pernah kepikiran buat dibeli. Saya kurang suka novel atau film fantasi, lebih suka model-model based on real life karena masuk akal dan bisa dihayati. Dan yang saya denger, Twilight itu bercerita tentang kisah cinta manusia dengan vampir. Hmm, wajar kan kalo saya gak minat?

Begitu juga waktu novelnya mau difilmkan. Tetep gak tertarik, seperti halnya saya gak pernah tertarik baca LOTR, Eragon, dan The Golden Compass walaupun saya pernah nonton filmnya (dan bosan juga sih..). Apalagi pas crita-critaan sama teman, rata-rata bilang "hmm.. banyakan romance-nya sih.." Well, tapi semua itu berubah waktu saya liat poster dan salah satu scene dalam filmnya...

SIAPA..

SIAPA PRIA TAMPAN ITU???


(serius, ini alasan yang sebenarnya.. hehe..)

Dan akhirnya waktu acara Book Fair yang sebelahan sama Indocomtech 12-16 November kemaren, saya mutusin buat beli novelnya. Ngapain aja sih cowok itu? Dia siapa? Dia vampir? Trus ngapain? Kok ceweknya jelek sih? Berjuta pertanyaan yang harus kejawab dengan memuaskan in case filmnya sucks. Dan saking penasarannya saya bertekad buat ngabisin novelnya hari itu juga. Berdebar-debar, kebayang-bayang, dan waktu saya baca...

Hmm..

Wooh...

Nggghhh.... (tersipu-sipu sendiri)

Hmm...

Huarrgghhhh... (ngantuk)

Hmmm..

Ngghhhh...

Hmmm...


Kesimpulannya: DATAR.

Saya salah. Bukunya yang sucks. Kamu gak perlu menyesal di masa tuamu kok karena gak membaca novel ini. I mean it, makanya saya naroh genre film ini di Teens, bukan di Fantasy. Dunia vampir yang digambarkan emang well-built, tapi inti ceritanya bukan disitu. Kayak baca kisah cinta terlarang klise sehari-hari, tapi kali ini si cowok bukan seorang pengusaha muda yang mewarisi harta orangtuanya melainkan vampir berumur ratusan tahun yang stop aging. Dan kalo kamu bertanya kenapa hubungan cinta mereka harus diteruskan, I, myself, will stand up here and say it loud: What won't you fight for a guy like him, heh??
Cakep, tajir, dan fall in love at first sight with you?? Sementara kamu adalah cewek biasa-biasa dari kota kecil yang ceritanya cantik atau pinter banget juga kagak.

Well, membicarakan novel berarti membicarakan konflik. Bukan berarti disini gak ada konflik, tapi.. hhh, konfliknya sama sekali tidak membuat saya terkesan sampai-sampai membicarakannya saja pun saya malas. Mana lagi, yang bikin mangkel konfliknya itu diletakkan di posisi nyaris-akhir. Heughh.. 

Oke, novel ini emang dibawah ekspektasi saya. Tapi klo mau jujur, gak dibawah-bawah amat, mengingat masih based on real-life kok, dimana vampirnya sendiri emang gak memunculkan diri untuk mengusik manusia. Novel ini cocok buat cewek. Kisah cinta terlarang, prince charming, cewek dari kalangan biasa-biasa, gaya cerita yang ringan.. well, if that's what you need, read it!


Kamis, 06 November 2008

Seven Samurai (1954)

Diposting oleh anindita di 16.30 5 komentar

Rating:★★★★★
Category:Movies
Genre: Classics

What do you think of farmers? You think they're saints? Hah! They're foxy beasts! They say, "We've got no rice, we've no wheat. We've got nothing!" But they have! They have everything! Dig under the floors! Or search the barns! You'll find plenty! Beans, salt, rice, sake! Look in the valleys, they've got hidden warehouses! They pose as saints but are full of lies! If they smell a battle, they hunt the defeated! They're nothing but stingy, greedy, blubbering, foxy, and mean! God damn it all! But then who made them such beasts? You did! You samurai did it! You burn their villages! Destroy their farms! Steal their food! Force them to labour! Take their women! And kill them if they resist! So what should farmers do?


Pernah denger nama Akira Kurosawa? Dia adalah salah satu sutradara legendaris Jepang periode tahun 1940-1980an. Rasanya udah puluhan tahun saya nyari film-filmnya, dan akhirnya hari itu pun tiba! Saya dapat film ini!! Yaay! FYI, Seven Samurai ini salah satu masterpiece-nya selain Rashomon (1951), dan no wonder kalo saya begitu pengennya nonton film ini dan ternyata itu semua worth it

Ceritanya diawali dengan sekumpulan bandit berkuda yang baru aja menyerang dan menjarah hasil tani di sebuah desa. Mereka lalu mau nyerang desa lain di dekat situ, tapi si kepala bandit ngingetin kalo desa itu udah pernah mereka serang jadi sebaiknya mereka datang nanti begitu musim panen tiba. Percakapan itu didengar oleh salah satu penduduk desa tersebut, dan begitu dia nyampain ke penduduk desa lainnya, mereka semua jadi histeris. Akhirnya, ada yang ngusulin supaya mereka menghadap ke Grandad, tetua desa, untuk diberikan saran. Grandad pun ngasih ide supaya mereka menyewa samurai buat melindungi desa. Lebih jelasnya, karena mereka adalah desa miskin yang gak punya apa-apa buat dijadikan imbalan, misi mereka adalah 'mencari samurai lapar'.

Sampai di kota, gak gampang buat nemuin samurai yang semacam itu. Mereka lebih sering ditipu.. nawarin makanan enak tapi kemudian samurai-samurai itu pergi begitu saja. Keadaan tiga warga desa yang menjalani misi ini juga menyedihkan. Mereka membuat sepiring nasi lengkap untuk ditawarkan sementara sehari-hari mereka cuma makan millet (padi yah kayaknya) untuk diri sendiri. Sepuluh hari berlalu, mereka akhirnya berhasil mengajak samurai paruh baya bernama Kambei - meskipun Kambei dengan rendah hati berkata "saya belum pernah memenangkan pertempuran". Di sini Kambei memberitahu mereka kalau selain dirinya, desa itu juga memerlukan tambahan 6 samurai agar lebih optimal.

Berturut-turut setelah berpencar ke sekitar kota, mereka menemukan Gorobei, Shichiroji, Kyuzo, dan Heihachi. Orang keenam adalah Katsushiro, pria muda yang memohon agar bisa jadi murid Kambei. Orang ketujuh? Hmm, namanya Kikuchiyo, dan karakter Kikuchiyo yang diperankan dengan keren sekali oleh Toshiro Mifune inilah yang jadi daya tarik film ini. Seorang pria sembrono, sengak, dan bermulut kasar yang dengan caranya sendiri tau-tau berhasil menjadi anggota ketujuh.

Well, ketujuh orang inilah, dengan dipimpin Kambei menyusun strategi dan melatih penduduk desa untuk melindungi desa mereka. Adegan perangnya oke banget. Lebih keliat kayak film dokumenter ketimbang film fiksi kolosal. Saya jatuh cinta sama penyutradaraan Akira Kurosawa. Man, dia bener-bener jenius.. Film semacam ini benar-benar disutradarai oleh orang Asia pada tahun 1954! Dan satu lagi, buat Toshiro Mifune. Dia benar-benar menghidupkan karakter Kikuchiyo, mulai dari gesture dan cara bicaranya. Karakter orang seperti dia keliatannya udah agak pasaran sekarang, tapi entah deh jaman itu. Masih ada adegan romance di film ini, sederhana tapi bisa dirasakan vibe-nya. Cuman sekadar saling bertatapan, tapi terasa syahdu sekali.. film sekarang kalo belom cipokan sampe lemes belom puas kali.


Kelemahan film ini mungkin durasinya ya.. sekitar 3,5 jam lumayan bikin capek lah, apalagi gambarnya kurang mulus. Tapi buat penggemar film-film klasik, it's urgently recommended! Saya masi betah berkali-kali nonton film ini. I don't want to spoil the ending, but it's really touching my heart. Ending yang menekankan betapa luar biasanya makna sebuah perjuangan.
 

brisk swish and a new day Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos