Rabu, 27 Februari 2008

PAPER PAPER PAPER!!

Diposting oleh anindita di 17.11 0 komentar
beuhh,, say goodbye to meja kerja yg bersih, licin, dan hanya ditempati koran, majalah, dan aer minum.. sekarang ada pemandangan baru di mejaku: MAP!! Bukan cuma satu, tapi ENAAAM!! Hoho.. ENAAM! Dan dengan berlembar-lembar kertas berada di dalamnya seakan ingin berteriak "woi, cepetan diberesin napa??" So scary.. untuk apa negara membuang2 segini banyak kertas?? Apa mereka lupa hutan di kalimantan kini sudah hampir gundul? Apa mereka lupa kalo desember lalu negara ini menggelar acara kelas dunia bertajuk UN Climate Change Conference?? Lalu apa imbas dari itu semua?? Kertas lagi??? Hellloooo... ni kan jaman serba digital!!
Oooh.....

"Mbak.. ni kuitansinya digabungin ya.. daftar hadirnya tar difotokopi.. nih surat masuk.. ni dibikin SPP sama SPTB.. ini itu-ini itu.."


i hate bunch of papers wasted in vain just like this!!!

(sebenarnya sih, males bgt ngeliat tumpukan kertas di meja...)

i'm just a jealous girl..

Diposting oleh anindita di 17.04 3 komentar

aargghh.. kenapa des-maret ini banyak banget liburnya? seeing those people easily come and go home really makes me.. urgh,, dunnoh, jealous probably.. kalo saya mau mungkin saya bisa aja mutusin buat pulang juga.. tapi nope, i decide not to.. ini adalah sebuah pilihan, saya harus konsekuen.. i'm not a kid anymore, i can stand up tall on my own feet, not be helped by those hands anymore.. kedengaran sangat 'sok' sih, tapi.. hell yeah, itu bener-bener akan saya lakukan.. karena apa, ketika saya pulang, pastinya saya akan terbuai dan gak pingin melakukan hal-hal semacam ini lagi.. going home could make me feel like.. "aww, i don't deserve doing this sooner... it's time for me to enjoy being a highschooler, a girl, hang out, and all those nonsenses.. i'm pretty young.." nope..

so going home once a year really could help?? dunnoh.. yg jelas, satu dialog menarik dari pelem spider-man adalah "with great power comes great responsibility".. and now i have that one.. responsibility.. and with that responsibility i choose to skip one of my selfish want.. huuhh,, it's gonna kill me...
"i'm going home.. into the place where i belong.. and where your love has always been enough for me.."

i really need to turn this song into reality.. maybe.. or it's when i create my own family?? heeh..  btw paket dari rumah kok belom nyampe-nyampe yaaa...

my hometown Samarinda...

Diposting oleh anindita di 14.24 2 komentar

Saya bangga jadi orang samarinda. Walaupun kedua orang tua saya bukan suku asli sana tapi klo orang-orang tanya saya orang apa, saya akan dgn senang hati menjawab: "Saya orang Samarinda," dan bukannya saya orang dari suku apa. Samarinda sendiri emang dihuni oleh etnis yang beragam banget, gak heran klo orang-orang sana sedari esde sampe SMA gak pernah tuh yg namanya berada di kelas yg didominasi oleh suku tertentu sampe setengah dari jumlah siswa. Gak. Bener-bener heterogen. Gak heran juga klo sehari-hari bahasa yg digunakan di sana adalah bahasa indonesia, bukan bahasa daerah, meski bukan berarti bahasa daerah gak digunakan sama sekali. Saya juga make bahasa indonesia, tapi dengan logat yang dipengaruhi sama suku lokal sana, Banjar. Gimana dengan suku asli saya sendiri? Well, bisa dibilang vocab saya lumayan minim. Hee, bener-bener sesuai sama apa yg dibilang oleh guru geografi saya waktu SMA: "Orang dari suku A yang menikah dengan orang dari suku A atau malah B, kalo anaknya dibesarkan di kota C, anaknya gak akan bisa bahasa daerah A atau B."

Saya sempat berpikir klo sebenarnya beliau menyindir keberadaan kami, anak-anak para imigran, yang mendominasi kelas pada saat itu. Tentu aja klo mo membela diri, jelas kami sama sekali gak pernah milih minta dilahirin dimana. Dan juga, ini kembali ke gimana cara ortu masing-masing aja untuk ngenalin budaya asli mereka. Tapi dibilang gitu juga gak salah sih. Itu bener, dan seharusnya kesimpulan yang dibilang sama guruku itu dijadiin motivasi buat belajar lebih banyak tentang root kita masing-masing, gak cuma sibuk berusaha adaptasiin diri di tempat-tempat baru tapi makin lama akar budaya kita sendiri makin terkikis. Yang terpenting adalah kita tetep tau how to behave, terlepas dari dimanapun kita saat ini sedang berada, tanpa melupakan where you come from.


Oke, berpanjang lebar tentang hal ini, pada dasarnya aneh juga klo saya bangga-banggain tentang samarinda. Let's see.. Waktu pertama kali saya ke malang dan kenalan sama banyak orang disana, saya tentu saja memperkenalkan kota asal saya dan.. how sad... Just read their comments below:

"Samarinda itu jawa mana?"
Ini dari temen saya yg orang jakarta.

Trus ini percakapan yg lumayan panjang:
"Samarinda itu kalimantan timur?"

"Yeah.." jawab saya.

"Ooh.. ibukota kaltim itu banjarmasin ya?"

"Yee, samarinda itu ibukota kaltim tauk,"

"Loh, laen balikpapan?"

"Laen lah.."

"Tapi balikpapan juga di kalimantan kan?"

"Yoi.."

"Jadi balikpapan ibukota apa?"

"Balikpapan bukan ibukota!"

"Loh.. tapi kan di kalimantan terkenal.. jadi banjarmasin itu kalimantan apa?"

"Selatan.. balikpapan itu kaltim juga..."

"Ah masa sih? Tapi kok lebih terkenal balikpapan..."

Ow that hurts...

Trus waktu saya sibuk di warnet buat nyusun dan ngemas data-data buat presentasi kebudayaan kaltim di matkul budaya nusantara, seorang teman datang dan berkomentar:
"Ngapain kamu nyari soal dayak? Kamu kan kaltim..."

"Dayak itu kan di kaltim juga..."

"Haa? Bukannya dayak itu di papua?"

Sou desu ka..

Selasa, 26 Februari 2008

so here i come..

Diposting oleh anindita di 11.43 2 komentar
Hore.. hore..
20 Okt 2007
Kena leaving-on-a-jet-plane syndrome. Uda lama sie, sukur banget aku pulang lebih cepet dari Malang (yeah, temen2 yg laen kok sempet2nya mikirin mo nunggu the longest thing to come called 'Pengumuman Penempatan',, aku mah ngacir aja, hehehe) jadi bisa reuni sama temen2 SMA, temen SMP, jalan2 ga tentu arah, sempet keilangan dompet di SCP (ergh, mungkin sewaktu-waktu aku bakal cerita), ngurus ATM 2x, dll. But finally the day has come,, I gotta leave this sweetest town..
Back then, alasan kepergian aku ke jakarta ini buat kerja (ceileh, kerja) di sebuah lembaga eselon I pemerintah yg-tak-usah-disebut-namanya (jadi mending kita sebut saja kantor ini Ged B *malah spoiler* yang mana keberangkatanku kali ini gak diiringi sama isak tangis bos cewek *belum..belum, hehe*. Berangkat bareng bos cowok, naek pesawat Lion Air dari Sepinggan, Balikpapan, just the two of us heading up to the sort-of new world.

Oke, aku lupa cerita selanjutnya, yang jelas butuh waktu 2 jam buat nyampe Cengkareng. Aku uda senyum-senyum bloon pas nyampe sana, asli uda kayak orang kampung bgt. Oia, u know what, pas lg duduk2 di boarding gate, aku kenalan sama dubber lo! Dasar budeg, aku ga gt denger dia ngomong kerja dimana, yg jelas dia nge-dub serial-serial animasi Disney Channel gt. Klo diantara kamu ada yg kenal cewek ini (dari Balikpapan, tinggal di Bekasi, rambut seleher) sampaikan salam dari aku ya!
Sejak masi di jalan gitu, aku uda ngontak2 abangku. Yeh, bukan abang kandung sie, tapi yg jelas karena aku bakal sekosan sama dia, ya wajar lah buat aku yg masi baru urbanisasi ini buat minta jemput. Deal, dia bakal jemput di stasiun Senen. 5 minutes later,, aku dijemput sama sekompi temen kosan: Abang Surya, Putri, Mas Wahda, Ganang, Sobur, dan Nico. Here I come, Jakartaaa! Gw bakal serbu tempat terkutuk ini!
Satu jam kemudian, aku uda ngeceng di atrium senen.. huehue..
 

brisk swish and a new day Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos