Rabu, 10 November 2010

In The Name of God (2007)

Diposting oleh anindita di 15.48
Beberapa hari yang lalu saya nonton film ini di bioskop terdekat. Iyah, baru muncul sekarang. Judul aslinya Khuda Kay Liye, film Pakistan dan sempat ditayangkan di Jiffest tahun 2008. Saya gak ada ekspektasi apapun sebelum nonton ini, sekedar mencari hiburan, tapi teman saya ada yang berkata kalau film ini dapat sambutan cukup bagus. Oh well, akan saya bahas deh, berkesan juga soalnya.



Film ini mengisahkan kehidupan 3 orang. Mansoor (Shaan) dan Sarmad (Fawad Khan) yang merupakan 2 bersaudara penyanyi yang tinggal di Lahore, dan Mary (Iman Ali), seorang mahasiswi keturunan Pakistan yang tinggal dan dibesarkan di Inggris, dan ternyata masih sepupu dengan mereka. Masalah berawal ketika ayah Mary yang asli Pakistan dipergunjingkan di komunitasnya lantaran anaknya pacaran dengan pria Inggris. Dia sendiri tinggal serumah dengan wanita yang belum ia nikahi, tapi di sisi lain ia turut khawatir kalau pernikahan anaknya nanti akan menghasilkan keturunan non-Muslim. Sementara di Lahore, tepat ketika Mansoor dan Sarmad latihan untuk konser Tahun Baru, panggung mereka diserbu sekelompok Muslim garis keras (yea, kinda resembles FPI). Kedua hal inilah yang akhirnya mengubah kehidupan mereka sekaligus menjadi jalan utama cerita. Sarmad yang bisa dibilang masih ABG labil, penasaran dan berkenalan dengan seorang aktivis Islam senior di sebuah masjid (sebutannya Pak Kiai gitu di Indonesia). Ia kemudian menumbuhkan jambang, berhenti menyanyi, berhenti mengenakan jeans, menyuruh ibunya menutupi seluruh tubuh, ikut dalam kegiatan vandalisme, sampai ikut terlibat dalam latihan perang jihad di Afghanistan. Mary sendiri dijodohkan paksa dengan Sarmad semata-mata agar ia tidak menikahi pacarnya, sedangkan Mansoor yang lebih moderat, mengejar cita-citanya sekolah musik di AS, menikahi gadis lokal, dan berujung pada dituduhnya ia sebagai salah satu aktor di balik serangan 9/11.


Durasi film ini cukup panjang dan agak terasa lambat kadang-kadang, tapi banyak hal yang saya rasa bisa dipelajari. Sekali lagi kita dipertontonkan dengan tipikal AS, menuduh Islam dan penganutnya seenak hati, terutama setelah tragedi 9/11. Tapi di lain pihak, penganutnya juga dipertanyakan, sekuat apa kita dalam menganut agama? Mansoor jelas membela agamanya, ia mengutip serangan-serangan terhadap umat Islam yang seolah dibiarkan pihak lain, tapi ia tidak mampu menunjukkan kecintaannya lebih jauh. Ada adegan dimana si investigator menunjukkan kalimat Al Quran yang diselipkan ibunya dalam bandul kalung Mansoor. Mansoor tidak tahu apa makna kalimat itu meskipun ia bisa membacanya, dan si investigator pun bertanya "Bagaimana bisa kamu mempelajari suatu bahasa tapi tidak tahu artinya? Apa gunanya?"


Hal lain tentang Sarmad juga cukup berkesan. Ah, selain tentang betapa gantengnya si Fawad Khan yang memerankannya lo (saya selalu tersipu-sipu setiap kali dia muncul. guanteeenggg! apalagi pas udah brewokan!). Sutradara Shoaib Mansoor dengan jeli menanamkan pemahaman bahwa agama tidak hanya diserang dari luar, tapi juga dari dalam. Bukannya banyak pemuda seperti Sarmad (walaupun tidak semuanya ganteng)? Dicekoki pemikiran-pemikiran tertentu oleh orang yang diharapkan jadi panutan. Benar atau tidak perbuatan dia kita tidak tahu pasti, tapi yang mereka lakukan kadang meresahkan umatnya sendiri. Kemudian tentang peranan orang tua, dimana gak mungkin dong kita menuntut anak kita jadi muslim yang baik kalau kita bahkan tidak mendidiknya sesuai ajaran agama? Interpretasi ayat-ayat dalam kitab suci ini jadi tonggak cerita, dimana beberapa pihak membenarkan kekerasan dan pemaksaan, dan ada juga yang beranggapan "ah gak gitu juga gak papa kok". Well, kasus-kasus yang menarik menurut saya, cukup mencerahkan dan terasa orisinil tanpa kesan menggurui. Film ini menyerahkan keputusan di tangan kita dan tidak membuat misleading.

Fawad Khan yang ganteng.. Susah nyari foto yang dari arah depan..

Verdict: akting 7/10, storyline 8.5/10, ide 9/10. Agak sulit menemukan film Islam yang tidak berlebihan (i'm looking at you, film yang syuting di Mesir asli)

4 komentar:

demaytri on 10 November 2010 pukul 16.22 mengatakan...

Pasti kamu ngereview filem ini karena Fawad Khan ganteng. Iya kan?

anindita on 10 November 2010 pukul 16.30 mengatakan...

tepatnya supaya aku bisa memajang fotonya dan menengoknya tiap hari. hahaha.

Anonim mengatakan...

Bioskop mana yang baru muter pelem udah expired 2 taon ini?

anindita on 15 November 2010 pukul 15.08 mengatakan...

bioskop tuentiwan...

Posting Komentar

 

brisk swish and a new day Copyright © 2012 Design by Antonia Sundrani Vinte e poucos