"Jadi sekarang gimana? Kamu bahgia gak di
"Hmm.. gimana ya.. Bahgia tu
"Kok gitu? Jadi dengan alasan macam itu kamu mo bilang klo kamu gak bahgia di
"iya aku rancang.. aku ngusahain kok.. nah maksud aku, aku sedang dalam proses menuju ke
Saya jadi bingung sendiri. Segitu sulitnya emang? Beberapa orang emang sih berpikir kalo kebahgiaan dia itu adalah di situasi seperti ‘ini’, misalnya. Lah, apa terus kalo situasi ‘itu’ terjadi dia gak akan bahgia, ato malah gak akan pernah merasa bahgia? Yah, oke, saya juga begitu sih. Terkadang kita emang klo uda pernah ngrasain suatu titik tertentu yang bener-bener luar biasa bagi kita, seterusnya cuma titik itu yang kita anggap perfect, dan kita melewatkan titik-titik lain sepanjang perjalanan kita. Tapi emang pada dasarnya, cara pandang saya dan si X juga lumayan beda banget. Si X bilang saya kadang terlalu target-oriented dan itulah yang bikin kehidupan saya jadi terlihat lebih complicated kadang-kadang. Dia beralasan gini, manusia itu gak akan pernah merasa puas. Mereka pasti akan merasa selalu ada yang kurang, dan bakal bikin target-target baru begitu target sebelumnya tercapai atau meleset. Kalo gitu terus, kapan kamu akan bener-bener sampe pada 'kebahgiaan'? Rangkaian tersebut seperti sebuah garis lurus yang begitu dimulai, cuma garis maut yang bisa memotongnya. Skeptis banget. Dalam hal ini, emang cara pandang dia adalah hidup itu adalah proses menuju kebahgiaan, secara kasarnya lah. Saya setuju sih sama cara pikir dia, tapi sekali lagi justru itulah yang namanya 'hidup' bukan?
Saya gak bilang saya gak bahgia, bikin excuses buat nutupin rasa ketidakbahgiaan itu pun gak. Bahgia itu saya rasa seperti a big deal banget. Saya puas dengan keadaan saya, saya nikmatin setiap hal dalam hidup saya, saya berusaha keras untuk menjalani kewajiban-kewajiban saya, dan kalau ditanya apa saya bahgia, saya akan jawab: "bahgia itu adalah saat dimana kamu bisa nikmatin itu semua, gak terlena di dalamnya, dan tetap punya something to do pada akhirnya.." Cuman itu. Saya ga mau bilang 'saya bahgia, and now what? Saya
Oke, terlepas dari itu semua, definisi kebahgiaan bagi tiap orang emang berbeda. Kalo saya sih, situasional lah istilahnya. Kebahgiaan versi saya waktu SD adalah waktu dapat salam tempel pas lebaran. Versi masa SMP-SMA saya, kebahgiaan itu kalo punya temen penyuka komik yang baik hati dan tidak pelit (dan saya memilikinya!) serta punya rapor dengan nilai yang tidak fluktuatif dan menampakkan dengan jelas kelebihan dan kekurangan saya (bayangkan kamu punya rapor yang di dalamnya berkumpul nilai 7-10). Masa kuliah saya definisi ini jadi lebih berbobot. Kebahgiaan adalah ketika saya bisa menghapal atau paling tidak, memahami dengan sempurna apa yang tertulis dalam diktat-diktat kuliah dan tersembur dari mulut dosen lalu menerjemahkannya dengan baik saat ujian, kemudian voila! Cum laude!
Lalu sekarang teman saya menanyakan apa makna kebahgiaan bagi saya. Itu jelas, bahgia itu adalah:
1. Kalau *PM dan segala kelengkapannya yg saya buat berhasil jadi **2D
2. Kalau ** **NS saya bisa diterbitkan pertengahan tahun 2008 ini
3. Kalau eja bangkit dari kuburnya atau menjelma menjadi eja baru yg lebih revolusioner
4. Kalau saya berhasil sembuh dari ADHD
3 komentar:
bahagia itu adalah saat ibu dan adik di rumah sehat2 saja dan ada banyak camilan di kosan.
that simple.
(makjang! tidak kusangka aku masih sedangkal itu di usia yg menjelang 20 tahun ini.. hihihi)
bahagia itu adalah nama gang di deket rumah saia nun jauh disana........ sebentar,.. ney bukan bicarain tempat yah??
Setuju! Ketika SP** terbit, diri ini merasa bahagia dan terharu.
Posting Komentar